Agustus 31, 2010

SERI RAMADHAN HARI KE 21 "BOHONG"

Doa Hari ke 21

Ya Allah, berilah aku petunjuk menuju ridho-Mu,

jangan Kau beri setan jalan atasku,

dan jadikanlah surga sebagai tempat tinggal dan istirahat bagiku,

wahai Yang Memenuhi hajat orang-orang yang meminta.

Bohong adalah mengatakan tidak sebenarnya, Kebohongan merupakan salah satu bagian hidup manusia. Tidak mudah untuk mengenalinya karena ada banyak cara dalam melakukan kebohongan baik secara verbal maupun nonverbal. Berbohong biasanya tidak selalu buruk akibatnya, sedangkan menipu jelas bertujuan jelek bahkan jahat.

Terkadang demi sopan santun atau karena tuntutan norma-norma yang ada, orang sering mengatakan sebaliknya bukan apa adanya. Misalnya, tamu mengatakan masakan yang dihidangkan oleh tuan rumah enak sekali, padahal sebetulnya rasanya ngga karuan.

Berbohong banyak dilakukan untuk tujuan yang baik, sedangkan menipu banyak merugikan orang lain bertujuan jelek bahkan jahat. Berkata lain dari senyatanya adalah berbohong. Mengatakan pada pembeli bahwa batu akik yang dijual sebagai berlian adalah menipu.

Memang terlihat tipis perbedaan berbohong dan menipu, sebagai bahan referensi yang sangat akurat dan hakiki ada hadist menerangkan sebagai berikut :

“Saya tidak pernah mendengar Rasulullah Saw memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam 3 hal: [1] Orang yang berbicara dengan maksud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya (mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga)”. (HR. Muslim)\

Dari hadis di atas jelas sekali bahwa ada kondisi-kondisi tertentu seseorang diperbolehkan berdusta. Memang terdengar aneh jika seseorang dilarang mutlak berbohong., bagaimana jika di dalam peperangan seorang Muslim yang tertangkap diminta untuk membocorkan rahasia-rahasia negara oleh pihak musuh. Apakah sang Muslim akan tetap diam atau berkata jujur kepada pihak musuh? Bukankah jika si Muslim berbohong kepada pihak musuh maka itu akan merugikan mereka, atau paling tidak membuat mereka kehilangan waktu percuma? Kasus di atas juga bisa menjadi pengecualian tentunya.

Untuk menghindari kita tidak berbohong lebih baik kita diam atau tutup mulut, tetapi bagaimana tindakan kita apabila kita dibohongi oleh seseorang. Apakah kita perlu mengintrogasi atau mencari-cari kenapa orang tersebut membohongi kita atau kita biarkan mereka berbohong dan kita tetap menata hati untuk tidak terpengaruh dengan kebohongannya. Kita tidak akan merugi apabila kita tetap berfikiran positif walaupun kita dibohongi.

Menurut beberapa refensi kebohongan bisa terungakap melalui ekspresi wajah, gerak tangan atau tubuh, dan nada suara. Ketika berbohong, seseorang umumnya mengangkat bahu, mengedip-ngedipkan kelopak matanya, dahinya banyak berkerut, bibirnya banyak bergerak kebawah, sering menggeleng-gelengkan kepala, atau meringis sesaat sebelum menjawab pertanyaan, dengan cepat menunjukkan ekpresi muak, jijik, benci, atau malah kegirangan berlebihan untuk menyakinkan orang yang dibohongi. (Kompas).

Mengatakan dan melakukan yang sebenar-benarnya sesuai kenyataan (Jujur) adalah harta termahal dan sangat langka, terlebih di era global seperti sekarang. Kembali lagi “IMAN” yang berbicara, tatkala seseorang sedang berbohong/berdusta/menipu berarti tidak ada lagi iman.

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Almaidah : 8).

SERI RAMADHAN Hari ke-20 " Konsekuensi Iman"

Doa Hari ke 20

Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu surga

dan tutupkanlah pintu-pintu neraka (bagiku),

bimbinglah aku untuk membaca Alquran,

wahai Yang Menurunkan ketenangan pada hati orang-orang Mukmin



"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan "kami beriman" sedang mereka tidak diuji ?. Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka maka dengannya Allah akan mengetahui siapakah diantara mereka yang benar (imannya) dan agar Dia mengetahui orang-orang yang berdusta" (Al-Ankabut 2-3).

Ada beberapa ujian yang sesungguhnya merupakan konsekuensi dari ikrar keimanan seseorang, yakni :

1. Harus membenarkan semua yang datang dari Allah Ta'alaa. Orang mukmim harus sadar dan yakin bahwa segala yang datang dari Allah adalah haq, tidak boleh di dustakan sama sekali. Bila ada hal yang tampak tidak "logis" yakinilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, karena yang kita ketahui hanyalah sedikit.

2. Ketaatan kepada Allah dan Rasul dilandasi keyakinan bahwa Allah telah menyediakan balasan surga bagi orang yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Disamping itu Allah menjanjikan padanya dengan drajat yang mulia di sisi Allah, bersama para nabi, para shadiqin, syuhada dan orang-orang yang shalih.

3. Jika kalbu telah dipenuhi ruh iman, maka akan mendorong anggota tubuh untuk melakukan amal shalih dan serius menunaikan kewajiban. Orang mukmin menyadari bahwa amal shalih yang dilakukan sesungguhnya bukan sekedar kewajiban tetapi lebih kepada sebagai kebutuhan.

4. Iman belum dikatakan sempurna sebelum kewajiban terpenuhi dan larangan ditinggalkan. Prinsip yang mesti ditegakkan bahwa segala larangan Allah harus ditinggalkan tanpa reverse, tanpa tawar menawar. Sedangkan perintah Allah dilaksanakan dengan sungguh dan sesuai kemampuan.

5. Jika melakukan kesalahan seorang mukmin harus sesegera mungkin untuk bertaubat. Menyesali perbuatannya, tidak mengulangi nya, dan mohon ampun kepada Allah.

6. Amar ma'ruf nahi munkar merupakan konsekuensi iman dan karakter orang mukmin. Kita mesti menyadari bahwa orang-orang disekitar kita terkadang terbawa oleh budaya barat dan tidak senang dengan ajaran2 Isalm yang dianggap ketinggalan jaman.

Hubungan kekuatan iman dalam kalbu mukmin terukur pada sejauh mana kemauan dan kemampuannya dalam amar ma'ruf nahi munkar.

"Barangsiapa melihat kemunkaran, harus mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya.

SERI RAMADHAN KE 18 "MALU DAN IMAN"

Doa Hari ke18

Ya Allah, sadarkanlah aku untuk mendapatkan keberkahan di waktu sahur,terangilah hatiku dengan pelitanya,bimbinglah anggota tubuhku untuk mengikuti tanda-tandanya, demi cahaya-Mu, wahai Penerang hati orang-orang yang arif

IMAN DAN MALU

Dari Ibnu Umar rah,Rasulullah saw bersabda: malu dan iman berdampingan keduanya, apabila diangkat salah satunya maka yang satunya terangkat.(HR.Alhakim dan Al-baihaqy)

Ulama mendefenisikan malu dari segi bahasa merupakan suatu perubahan yang tampak pada seseorang dari takut akan aib –aib nya.

Sedangkan menurut istilahnya adalah akhlak yang muncul untuk menjauhi dari segala hal yang buruk dan mencegah dari sesuatu yang tidak benar pada seseorang.

Pada hadits ini dijelaskan bahwasanya malu berdampingan dengan iman sebagaimana dalam riwayat yang lain dikatakan, Rasulullah saw bersabda :

Malu merupakan sebagian dari Iman.(HR Muslim dan Tirdmidzi). adapun di jadikannya iman berdampingan dengan malu karena dengan iman seseorang beramal dengan kebaikan dan mencegahnya dari segala kemaksiatan.

Adapun yang dimaksud dalam hadits terangkat salah satunya karena salah satu darinya menyebabkan suatu amalan itu Sempurna, seseorang yang beriman tentu orang itu mempunyai rasa malu begitu juga seseorang yang mempunyai sifat malu karena dia beriman, seseorang yang melakukan zina, mencuri, mengambil hak orang lain, korupsi dan lain sebagainya, ia lakukan tanpa dengan rasa malu dan memang imannya hilang seketika, seseorang yang beriman tidak melakukan tindakan tersebut karena dia tahu meskipun manusia tidak melihatnya namun ada yang menyaksikan tindakan dan perbuatannya yaitu Allah swt.

Seseorang yang berjalan berdua yang bukan muhrimnya ataupun melakukan hal-hal yang tidak di ridhoi oleh Allah, seperti berpelukan dimuka umum yang bukan muhrimnya ataupun membuka auratnya di depan umum, maka seseorang itu dikatakan ia tidak mempunyai sifat malu terhadap apa yang ia lakukan karena malu adalah takut akan aibnya dilihat oleh manusia dan dia takut terhadap murkanya Allah swt,

Rasulullah saw bersabda:

"Apabila kamu tidak mempunyai rasa malu maka lakukanlah apa yang kamu inginkan"

dalam artian apabila seseorang itu tidak mempunyai rasa malu, maka seseorang itu mengerjakan sesuatu tanpa memandang dosa. karena ia tidak malu terhadap Allah apalagi terhadap manusia.


Seseorang yang menceritakan keburukannya terhadap orang lain, dengan rasa bangga bahwa dia telah melakukan perbuatan zina, merampok, minum-minuman keras, merampas hak orang lain dengan rasa bangga tanpa dia sadari dia telah membuka aib-aibnya dan dia tidak malu terhadap Allah yang telah menutup aib-aibnya, Rasulullah saw bersabda :

" setiap umatku akan diampuni kecuali yang menceritakan aib-aibnya, yaitu seorang laki-lakiyang melakukan dosa pada malamnya kemudian Allah menutup aib-aibnya, maka ketika paginya ia menceritakan kepada saudaranya bahwa ia telah melakukan dosa itu dan itu. Allah swt telah menutup aib nya akan tetapi dia yang membuka aibnya sendiri".


Akan tetapi sahabat bukanlah dari sifat malu itu kita malu bertanya terhadap suatu ilmu yang tidak kita ketahui, kita malu bertanya tentang suatu ilmu yang dapat memberikan suatu kepahaman dari suatu hukum islam yang wajib kita ketahui, "tidak ada malu dalam agama"

maksudnya adalah kita malu bertanya tentang suatu hukum apakah hukum thaharah baik laki-laki maupun wanita ataupun hukum-hukum islam lainnya. sehingga kita tidak terjebak dalam kebodohan yang menenggelamkan diri kita, kita malu bertanya tentang suatu hukum terhadap seseorang yang paham akan suatu hukum dikarenakan kita malu dikatakan bodoh olehnya.

Adapun ketika kita di tanya tentang suatu ilmu kemudian kita malu tidak bisa menjawab pertanyaan itu karena kita takut dikatakan ulama yang bodoh, ataupun seorang guru yang tidak mempunyai ilmu, kita takut tidak bisa menjawab dikarenakan malu terhadap ilmumu kemudian kita menjawab tanpa berdasarkan ilmu yang kita peroleh sehingga menyesatkan dan membohongi masyarakat. bukanlah hal ini dinamakan malu. karena para ulama-ulama yang sholeh dan para sahabat-sahabat Rasulullah saw ketika ditanyakan suatu ilmu yang tidak diketahui olehnya mereka tidak malu mengatakan "aku tidak tahu" karena barang siapa yang mengatakan sesuatu yang tidak dia ketahui dengan jawaban "aku tidak tahu" sungguh itulah suatu jawaban yang benar.dalam suatu hadits dikatakan :

" Sesungguhnya Allah swt tidak lah mencabut ilmu dengan melepaskannya dari dada-dada mereka akan tetapi Allah swt mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama-ulama sehingga tidak ada seseorangpun ulama, maka orang-orang pun mengambil seseorang pemimpin ataupun ketua yang bodoh maka ketika ditanyakan olehnya suatu persoalan maka pemimpin yang bodoh itupun berfatwa tanpa dengan ilmunya maka iapun menyesatkan dan tersesatlah manusia". (HR Al-Bukhari).

Wallahu'alam bisshowab......

SERI RAMADHAN HARI KE 19 " 10 CARA MENSUCIKAN HATI"

Doa Hari ke 19

Ya Allah, arahkanlah aku untuk

memperoleh bagian berkahnya (Bulan Ramadhan),

mudahkanlah jalanku untuk mendapatkan kebaikannya,

jangan Kau cegah aku dari menerima kebaikannya,

wahai Pemberi petunjuk pada kebenaran yang jelas.

Hati itu bagaikan kacamata. Kalau kita menggunakan kacamata yang bening, apa yang kita lihat akan tampak apa adanya. Yang putih akan jelas putihnya, yang coklat muda akan jelas warna aslinya. Namun kalau kita menggunakan kacamata hitam, apa yang kita lihat tidak akan sesuai aslinya. Yang putih akan kelihatan abu muda dan warna coklat muda akan menjadi coklat tua. Demikian juga hati, kalau hati jernih, kita akan melihat realita itu apa adanya, sementara kalau hati kita kotor atau hitam kita akan melihat realita itu tidak seperti sebenarnya.

Oleh karena itu, mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilan lahiriahnya tapi dari performa batiniah atau hatinya.

"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta-harta kamu tapi melihat hati dan perbuatanmu." (HR. Muslim)

Al Qurtubi berkata, "Ini sebuah hadits agung yang mengandung pengertian tidak diperbolehkannya bersikap terburu-buru dalam menilai baik atau buruknya seseorang hanya karena melihat gambaran lahiriah dariperbuatan taat atau perbuatan menyimpangnya.

Ada kemungkinan dibalik pekerjaan shaleh yang lahiriah itu, ternyata dihatinya tersimpan sifat atau niat buruk yang menyebabkan perbuatannya tidak sah dan dimurkai Allah SWT. Sebaliknya, ada kemungkinan pula seseorang yang terlihat teledor dalam perbuatannya atau bahkan berbuat maksiat, ternyata dihatinya terdapat sifat terpuji yang karenanya Allah SWT memaafkannya.

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan lahir itu hanya merupakan tanda-tanda dhanniyyah (yang diperkirakan) bukan qath'iyyah (bukti-bukti yang pasti). Oleh karena itu tidak diperkenankan berlebih-lebihan dalam menyanjung seseorang yang kita saksikan tekun melaksanakan amal saleh, sebagaimana tidak diperbolehkan pula menistakan seorang muslim yang kita pergoki melakukan perbuatan buruk atau maksiat. Demikian Imam Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya.

Rasulullah SAW, bersabda dalam riwayat lain:

"Ali bin Abi Thalib r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tiada satu hati pun kecuali memiliki awan seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena hatinya ditutup oleh awan, ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkir, ia pun kembali bersinar."(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini memberi ilustrasi yang sangat indah. Hati manusia sesungguhnya bersih atau bersinar, namun suka tertutupi oleh awan kemaksiatan hingga sinarnya menjadi tidak tampak. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan awan yang menutupi cahaya hati kita. Bagaimana caranya?

1. Introspeksi Diri

Introspeksi diri dalam bahasa arab disebut Muhasabatun Nafsi, artinya mengidentifikasi apa saja penyakit hati kita. Semua orang akan tahu apa sebenarnya penyakit qalbu (hati) yang dideritanya itu. (QS 59:18)

2. Perbaiki Diri

Perbaikidiri dalam bahasa populer disebut taubat. Ini merupakan tindak lanjut dari introspeksi diri. Ketika melakukan introspeksi diri, kita kan menemukan kekurangan atau kelemahan diri kita. Nah kekurangan-kekurangan tersebut harus kita perbaiki secara bertahap. Alangkah rugi kalau kita hanya pandai mengidentifikasi kelemahan diri tapi tidak memperbaikinya. (QS 66:8)

3. Tadabbur Al Qur'an

TadabburAl Qur'an artinya menelaah isi al Qur'an, lalu menghayati dan mengamalkannya. Hati itu bagaikan tanaman yang harus dirawat dan dipupuk. Nah, di antara pupuk hati adalah tadabbur Qur'an. Allah menyebutkan orang-orang yang tidak mau mentadabburi Qur'an sebagai orang yang tertutup hatinya. Artinya, kalau hati kita ingin terbuka dan bersinar, maka tadabbur Qur'an. (QS 47:24)

4. Menjaga Kelangsungan Amal Saleh

Amal shaleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridhoi Allah SWT. Apabila kita ingin memiliki hati yang bening, jagalah keberlangsungan amal saleh sekecil apapun amal tersebut. Misalnya, kalau kita suka rawatib, lakukan terus sesibuk apapun, kalau biasa pergi ke majelis ta'lim, kerjakan terus walau pekerjaan kita menumpuk.

RasulullahSAW bersabda, "Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit." (HR. Bukhari)

5. Mengisi Waktu dengan Dzikir

Dzikir adalah ingat atau mengingat. Dzikrulloh artinya selalu mengingat Allah. Ditinjau dari segi bentuknya, ada dua macam dzikir.

Pertama, Dzikir Lisan artinya ingat kepada Allah dengan melafadzkan ucapan-ucapan dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa Ilaahailallah, dll.

Kedua Dzikir Amali artinya dzikir (ingat) kepada Allah dalam bentuk penerapan ajaran-ajaran Allah SWT dalam kehidupan. Misalnya jujur dalam bisnis, tekun saat bekerja, dll. Hati akan bening kalau hidup selalu diisi dengan dzikir lisan dan dzikir amali. (QS33:41-42, QS 2:152)

6. Bergaul dengan Orang-orang Shaleh

Lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang. Karena itu, kebeningan hati erat juga kaitannya dengan siapakah yang menjadi sahabat-sahabat kita. Kalau kita bersahabat dengan orang yang jujur, amanah, taat pada perintah Allah, tekun bekerja, semangat dalam belajar, dll, diharapkan kita akan terkondisikan dalam atmosfir (suasana) kebaikan. Sebaliknya, kalau kita bergaul dengan orang pendendam, pembohong, pengkhianat, lalai akan ajaran-ajaran Allah SWT, dikhawatirkan kita pun akan terseret arus kemaksiatan tersebut. Karena Allah SWT mengingatkan agar kita bergaul dengan orang-orang shaleh seperti dikemukakan dalam QS 18:28.

7. Berbagi dengan Fakir, Miskin, dan Yatim

Berbagi cinta dan ceria dengan saudara-saudara kita yang fakir, miskin, dan yatim merupakan cara yang sangat efektif untuk meraih kebeningan hati,sebab dengan bergaul bersama mereka kita akan merasakan penderitaan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, "Abu Hurairah r.a.bercerita bahwa seseorang melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang kegersangan hati yang dialaminya. Beliau SAW menegaskan, "Bila engkau mau melunakkan (menghidupkan) hatimu, beri makanlah orang-orang miskin dan sayangi anak-anak yatim." (HR. Ahmad)

8. Mengingat Mati

Modal utama manusia adalah umur. Umur merupakan bahan bakar untuk mengurangi kehidupan. Kebeningan hati berkaitan erat dengan kesadaran bahwa suatu saat bahan bakar kehidupan kita akan menipis dan akhirnya habis.Kesadaran ini akan menjadi pemacu untuk selalu membersihkan hati dari awan kemaksiatan yang menghalangi cahaya hati. Rasulullah Saw menganjurkan agar sering berziarah supaya hati kita lembut dan bening.

"Anas r.a mengatakan Rasulullah SAW bersabda: "Dulu, aku pernah melarang kalian berziarah ke kuburan. Namun sekarang berziarahlah, karena ia dapat melembutkan hati, mencucurkan air mata, dan mengingatkan akan hari akhirat." (HR. Hakim)

9. Menghadiri Majelis Ilmu

Hati itu bagaikan tanaman, ia harus dirawat dan dipupuk. Di antara pupuk hati adalah ilmu. Karena itu, menghadiri majelis ilmu akan menjadi media pensucian hati. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Allah SWT akan menurunkan rahmat, ketenangan dan barokah pada orang-orang yang mau menghadiri majelis ilmu dengan ikhlas.

"Tidak ada kaum yang duduk untuk mengingat Allah, kecuali malaikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat dan diturunkan ketenangan kepada mereka, dan Allah akan menyebutnya pada kumpulan (malaikat) yang ada di sisi-Nya."(HR. Muslim)

10. Berdo'a kepada Allah SWT

AllahSWT berkuasa untuk membolak-balikan hati seseorang. Karena itu sangat logis kalau kita diperintahkan untuk meminta kepada-Nya dijauhkan darihati yang busuk dan diberi hati yang hidup dan bening. Menurut Ummu Salamah r.a. do'a yang sering dibaca Rasulullah saat meminta kebeningan hati adalah:

Ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinika.

Perhatikan riwayat berikut:

"Syahr bin Hausyab r.a.mengatakn bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah, "Wahai ibu orang-orang yang beriman, do'a apa yang selalu diucapkan Rasulullah SAW saat berada disampingmu?" Ia menjawab: "Do'a yang banyak diucapakannya ialah

"Ya Muqallibal quulub, tsabbit qalbii 'alaa diinika

(Wahai yang membolak balik qalbu, tetapkanlah qalbuku pada agama-Mu)."

Ummu Salamah melanjutkan, "aku pernah bertanya juga, "Wahai Rasulullah, alangkah seringnya engkau membaca do'a ini, Beliau menjawab: "Wahai UmmuSalamah, tidak ada seorang manusia pun kecuali qalbunya berada antara dua jari Tuhan Yang Maha Rahman. Maka siapa saja yang Dia kehendaki,Dia luruskan, dan siapa yang Dia kehendaki, Dia biarkan dalam kesesatan."(HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Selain do'a diatas, Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa ketika menginap di rumah Rasulullah Saw, ia pernah mendengar beliau mengucapkan do'a berikut:


"Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di lidahku cahaya, dipendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya. Jadikanlah dibelakangku cahaya, di hadapanku cahaya, dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikan kepadaku cahaya." (HR. Muslim)

Hati merupakan panglima untuk seluruh anggota jasad kita. Kalau hati bening, kelakuan kita pun akan beres. Tapi, kalau hati kita busuk, seluruh amaliah pun busuk. Ada 10 (sepuluh) cara agar kita memiliki hati yang suci seperti yang tersebut di atas. Mudah-mudahan Allah SWT selalu membari kepada kita hati yang bening. Amiin...

Wallahu A'lam bi shawab..

100 CARA MENUJU KEMANTAPAN IMAN Posting By : NADIA SALEH ALATAS


Sahabat.., dibawah ini ada 100 cara agar kita bisa memantapkan iman kita..

Sebenarnya masih banyak lagi cara-cara lain, dan ini hanya sebagian kecil saja,

semoga bisa menjadi motivasi agar bisa memperbaiki kualitas diri...



01. Bersyukur apabila mendapat nikmat

02. Sabar apabila mendapat kesulitan

03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program

04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan

05. Jangan membiarkan hati dalam kesedihan

06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan

07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan

08. Jangan iri hati dengan kekayaan orang

09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang

10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan

11. Jangan tamak kepada harta

12. Jangan terlalu ego akan sesuatu kedudukan

13. Jangan hancur karena kezaliman

14. Jangan goyah karena fitnah

15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.

16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram

17. Jangan sakiti ayah dan ibu

18. Jangan usir orang yang meminta-minta

19. Jangan sakiti anak yatim

20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil

22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)

23. Lakukan sholat dengan ikhlas dan khusyuk

24. Lakukan sholat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid

25. Biasakan sholat malam

26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah

27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunnah

28. Sayangi dan hormati fakir miskin

29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah

30. Jangan marah berlebih-lebihan

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan

32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah

33. Berlatihlah konsentrasi fikiran

34. Penuhi janji apabila telah di ikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi

35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan

36. Jangan percaya ramalan manusia

37. Jangan terlampau takut miskin

38. Hormatilah setiap orang

39. Jangan terlampau takut kepada manusia

40. Jangan sombong, takabur dan keras kepala

41. Selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian di sekitar

42. Berlakulah adil dalam segala hal

43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah

44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala

45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran

46. Eratkan hubungan silaturrahim

47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam

48. Berkata-kata pada perkara yang perlu

49. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya

50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu

51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur

52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin

53. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga

54. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan

55. Hormatilah kepada guru dan ulama

56. Sering-sering bershalawat kepada nabi saw

57. Cintai keluarga nabi saw

58. Jangan terlalu banyak hutang

59. Jangan terlampau mudah berjanji

60. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara

61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti membeli yang tidak berguna

62. Bergaullah dengan orang-orang soleh

63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar

64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu

65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita

66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi

67. Jangan membenci seseorang karena faham dan pendiriannya

68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita

69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuai pilihan

70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.

71. Jangan melukai hati orang lain

72. Jangan membiasakan berkata dusta

73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian

74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab

75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan

76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita

77. Jangan membuka aib orang lain

78. Lihatlah orang yang lebih miskin dari pada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita

79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana

80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan

81. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya

82. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara

83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain

84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara

85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa

86. Hargai prestasi dan pemberian orang

87. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan

88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.

89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita

90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu

91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana

92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita

93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina

94. Jangan cepat percaya kepada kekurangan/keburukan teman kita sebelum dipastikan kebenarannya

95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban

96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan

97. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri

98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan

99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan

100. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang


Ya Allah.

Anugerahilah kepadaku

kelangsungan hidup anakku,

panjangkan umurnya,

sehatkan badannya,

baguskan akhlaknya,

baguskan agamanya,

sejahterakan jiwa dan raganya,

alirkan rezekinya,

anugerahkan kepadanya kecerdasan akal dan kebeningan hati.

YA Allah...

Jadikan anakku, mendekatiku, menyayangiku, mencintaiku.

Jadikan anakku, orang yang baik dan takwa,

yang punya pandangan dan pendengaran yang taat kepadaMu,

yang mencintai dan setia kepada kekasihMu, Muhammad

Shallallahu 'alaihi Wa sallam

Berikan semua itu dengan petunjuk dan rahmatMu,

berikan kepada kami apa yang terbaik di dunia dan akhirat. Amin

Selamat ulang tahun anakku tersayang ….

Ridho dan Kasih Sayang Allah semoga selalu tercurah kepadamu …

Mama Sangat menyayangimu,

Mama sangat mencintaimu

100 CARA MENUJU KEMANTAPAN IMAN

Sahabat.., dibawah ini ada 100 cara agar kita bisa memantapkan iman kita..

Sebenarnya masih banyak lagi cara-cara lain, dan ini hanya sebagian kecil saja,

semoga bisa menjadi motivasi agar bisa memperbaiki kualitas diri...

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat

02. Sabar apabila mendapat kesulitan

03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program

04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan

05. Jangan membiarkan hati dalam kesedihan

06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan

07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan

08. Jangan iri hati dengan kekayaan orang

09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang

10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan

11. Jangan tamak kepada harta

12. Jangan terlalu ego akan sesuatu kedudukan

13. Jangan hancur karena kezaliman

14. Jangan goyah karena fitnah

15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.

16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram

17. Jangan sakiti ayah dan ibu

18. Jangan usir orang yang meminta-minta

19. Jangan sakiti anak yatim

20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil

22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)

23. Lakukan sholat dengan ikhlas dan khusyuk

24. Lakukan sholat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid

25. Biasakan sholat malam

26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah

27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunnah

28. Sayangi dan hormati fakir miskin

29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah

30. Jangan marah berlebih-lebihan

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan

32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah

33. Berlatihlah konsentrasi fikiran

34. Penuhi janji apabila telah di ikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi

35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan

36. Jangan percaya ramalan manusia

37. Jangan terlampau takut miskin

38. Hormatilah setiap orang

39. Jangan terlampau takut kepada manusia

40. Jangan sombong, takabur dan keras kepala

41. Selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian di sekitar

42. Berlakulah adil dalam segala hal

43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah

44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala

45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran

46. Eratkan hubungan silaturrahim

47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam

48. Berkata-kata pada perkara yang perlu

49. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya

50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu

51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur

52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin

53. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga

54. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan

55. Hormatilah kepada guru dan ulama

56. Sering-sering bershalawat kepada nabi saw

57. Cintai keluarga nabi saw

58. Jangan terlalu banyak hutang

59. Jangan terlampau mudah berjanji

60. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara

61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti membeli yang tidak berguna

62. Bergaullah dengan orang-orang soleh

63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar

64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu

65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita

66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi

67. Jangan membenci seseorang karena faham dan pendiriannya

68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita

69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuai pilihan

70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.

71. Jangan melukai hati orang lain

72. Jangan membiasakan berkata dusta

73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian

74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab

75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan

76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita

77. Jangan membuka aib orang lain

78. Lihatlah orang yang lebih miskin dari pada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita

79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana

80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan

81. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya

82. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara

83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain

84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara

85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa

86. Hargai prestasi dan pemberian orang

87. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan

88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.

89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita

90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu

91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana

92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita

93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina

94. Jangan cepat percaya kepada kekurangan/keburukan teman kita sebelum dipastikan kebenarannya

95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban

96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan

97. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri

98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan

99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan

100. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

Agustus 25, 2010

RENUNGAN DI BULAN RAMADHAN

Assalamualaikum, Sahabat Akherat`Ku..

Yuk sambil ngabuburit kita merenung di bulan Ramadhan tentang hikmah hidup dan kematian. Mudah2an apa yg bunda tulis bermanfaat, ya setidaknya kita harus ingat, bahwa kematian siap-siap mengintai kita, kapan saja kita berada, dimana saja, kematian selalu menguntip kita, dia tidak pandang umur, jenis kelamin golongan ataupun jabatan seseorang. Ok ya Bunda mulai nulis nih.. simak ya jangan ngantuk loh.., karena ini manfaat buat kita sendiri sip`lah.

Seperti kita ketahui bahwa, di dalam rotasi system kehidupan seluruh makhluk pasti semuanya sama. Keseluruhan dan keaneka-ragaman makhluk yang Allah ciptakan mempunyai alur proses mahkluk dimulai dari step awali yaitu -» lahir -» hidup dan -» mati. Itu adalah suatu proses perjalanan makhluk hidup yang harus ditempuh oleh setiap makhluk yang bernafas tanpa kecuali. Akan tetapi kelahiran dan kehidupan itu tanpa disadari sangat singkat waktunya, dan bisa dihitung dengan jari tangan kita.

Lain halnya dengan kematian, bahwa kematian itu bisa kapan saja terjadi, sewaktu-waktu tanpa kita prediksikan atau kita rencanakan matang2. Kematian itu datangnya dari Allah tanpa ada pengumuman atau pemberitahuan seperti pengumuman sekolah. Anytime bisa saja terjadi, seperti malam ini, atau sehabis kamu membaca note bunda, atau mungkin besok pagi saat kita terbangun dari tidur, tiba2 sdh berada di alam akherat. Atau ketika kita sedang asik2nya bercengkrama bersama Keluarga tercinta di rumah or sedang shooping di mall lagi ngincer sales di butik branded ternama.

Kematian itu tidak diundang dan tidak di antar, ia datang begitu saja tanpa kompromi dgn pihak yg mempunyai jasab. Dan apapun rencana yg kita buat, secanggih perencanaannya pasti meleset juga, bila kematian menghampirinya. Nah loh, siap gak siap, ya harus siap di ambil Ruh`nya. Karena Ruh itu adalah haq atas Allah, pemilik dan penguasa Ruh setiap mahkluk hidup. Dan Hanya Allah`lah yang dapat menentukan waktu, tempat, tanggal dan jam`nya, apabila makhluk itu diwafatkannya secara tiba-tiba.

Jika Allah menghendaki suatu kaum lalu meminta Ruh`nya agar dikembalikan kepada`Nya, ya berlakulah ikhlas atas ketetapan`Nya. Itu adalah ketetapan`Nya yg menyeluruh bagi seluruh makhluk yang DIA ciptakan di alam semesta ini. Nah, kalau sudah tau prosesnya akan seperti ini, sebaiknya jauh-jauh hari kita sudah mempersiapkan bekal sebanyak-banyak2nya utk pulang ke kampung Akherat kelak.

Yang jelas bekalnya itu bukan uang yang kita simpan atau timbun ber' M'M di bank-bank ternama diseluruh dunia, atau saham/obligasi yg ditanamkan di bursa efek di mana-mana, atau harta benda yg terdapat di pulau sana, pulau sini, di negara sini dan negara sana, ataupun perhiasan bertahta berlian yang dimiliki dari jempol kali sampai leher kepala.

Apa yg disebutkan diatas itu, bukan syarat untuk memenuhi panggilan`Nya. Dan itu sama sekali tdk akan bisa menjamin masuk ke dlm surga`Nya apalagi hijrah untuk bermukim di 'Taman Akherat estate`Nya'. Karena Allah tidak butuh perhiasan yang kita punyai selama kita hidup di dunia ini. Seluruh perhiasan dunia itu hanya diperuntuka dipakai di dunia saja. Itu bukan kendaraan kita pulang ke Akherat`Nya. Jika kau diwafatkan harta benda`mu tak bernilai apa-apa dan nilainya sama saja hangus. Seakan-akan seperti kita sedang membakar rokok lalu lenyap tak bermakna, berbekas dan berarti sama sekali.

Sekian tahun berusaha mati-matian membangun perusahaan sampai beranak pinak mengembangkan usahanya. Sekian hari, siang demi siang, malam demi malam bekerja mengejar target agar hasil yang dicapainya membawa keberuntungan bagi dirinya tuk memperkaya dirinya. Pada akhirnya, itu semua tidak akan pernah terbawa masuk kedalam alam akherat`Nya. Hanya amal Ibadah & amal sholeh`lah yang bisa membawa masuk kita ke dlm kerajaan Arasy`Nya dalam keabadian`Nya.

Jelaslah sudah, bahwa Akherat`lah tempat yang paling ter`favorite, ter`elite lagi ter`nyaman diseluruh apa yang ada, yang pernah kita jumpai di dunia itu, seperti Bali lewat.., Hawaii lewat.., Disneyland ya lewat lah.. or negara-negara maju yang ada di dunia itu tdk ada apa-apanya dibandingkan dengan kerajaan Akherat`Nya..

Sudah paham ya, kalau hidup di dunia itu hanya bersifat sementara. Kehidupan di dunia hanya fatamorgana, kehidupan di dunia itu sekedar perhiasan belaka dan permainan senda gurau dan numpang lewat aja. Jadi sebaiknya selagi kita masih dihidupkan di dunia ini, sepatutnya kudu banyak-banyak menebarkan kebaikan dimana-mana, banyak-banyak beramal, berkelakuan baik dan benar, berbudi pekerti, dan berahklaq yang indah. Karena itulah modal utama kita menjamin Surga`Nya, pasport kita tuk masuk ke dalam Taman Akherat Estate`Nya.

Sudah tau kan, kalau 'Surga itu tempat bagi orang-orang yang sholeh-sholeha, beriman dan bertaqwa. Orang yang beriman adalah orang muslim yang shaleh-sholeha pada dirinya sendiri, sedangkan orang yang bertaqwa adalah org shaleh-sholeha yang senang mengajak orang lain untuk beramal shaleh dan menjauhi yang munkar.

Biasanya ciri-ciri orang-orang yang bertaqwa adalah:

1. Ringan dlm beramal shaleh,

2. Selalu hadir kerinduan kepada Allah,

3. Konsisten atau Istiqamah,

4. Bersemangat dlm mempelajari dan

mendalami Islam dan Ilmu Allah lainnya,

5. Sabar menghadapi berbagai ujian dan cobaan.

6. Apa yg ia lakukan selalu demi mengejar Ridha dari`Nya..

7. Ia hanya bergantung kepada Allah dan Rasulnya..

Di dalam Alquran, Allah berfirman... “Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS Al-‘Ashr 1-3).

Oleh karena itu bagi orang-orang yang bertaqwa, mereka menganggap bahwa kematian merupakan sesuatu yang sudah lama mereka rindukan, mereka tdk pernah merasa takut akan sesuatu hal yg dialaminya. Karena mereka sudah terlatih selama hidupnya untuk berlaku sabar, ikhlas, pasrah, tawakal dan istiqomah dalam menyikapi perkara yg datang kepadanya. Dengan modal sifat-sifat itulah, mereka yaqin akan bisa meraih Surga dari Sang Pemilik Ruh, yaitu Allah Al Haq Azza Wa Jalla. Dan kematian itulah saat yg dinanti-nanti oleh mereka, karena mereka sangat berbahagia akan berjumpa dengan kekasih`Nya Allah Swt. Lalu Allah berfirman..."Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi mendapat keridhaan." (Al-Fajr: 27-28). sungguh sangat beruntung bagi hamba-hamba yang taqwa kepada Tuhannya.. Judulnya happy ending Story.. Gelar 'Husnul Khotimah'. Alhamdulilah Wa syukurilah.

Lain halnya segolongan org2 yg kafir, yg tdk beriman kepada Allah, yang kufur, fujur, fasik lalu Musryik lagi, nah menurut mereka 'kematian' itu momok atau azab bagi mereka. Karena mrk sangat ketakutan akan hal itu, yang menyebabkan rasa takut itu dikarenakan mrk tdk pernah mau belajar makna hidup yg baik, makna keidupan yg indah, boro-boro mau belajar ilmu mati, belajar cara berahklaq baik saja kadang itung-itungan. Padahal itu berguna untuk dirinya bukan tetangganya atau neneknya.

Jadi bagaimana mrk mau belajar arti, makna hidup yang hakiki, kalau kesehariannya saja waktu hidupnya hanya di pergunakan ke arah mudaratnya ketimbang manfaatnya. Jelas!! wajarlah kalau hatinya garing.com aliaa krisis amalyiah alias miskin pahala. jika sakratul maut datang menjemputnya ia mengingkarinya lalu kaburrrr.com bila Ruh nya akan dikembalikan ke asalnya kepada Allah.

Ketika ia masih hidup, masih segar bugar, masih bisa dugem sana dugem sini, buka botol sana, botol sini, ngisap candu racun, keong racun, singkong racun apa aja sesuka dia berkehendak, ia semena-mena memanfaatkan hidupnya dgn hal yg merugikan. Apalagi saat menjelang 'Party Time', pagi-pagi sudah pesan sanggul bertingkat 5, wig modern, atau Jas import buatan italy, atau sudah pilih-pilih sepatu senada dgn tas dgn gaum malam, yang jelas 'wow' banget deh. Ketika malam tiba ia sudah siap2 di jemput tuk menghadiri 'Party zaman edan ini' dgn perlengkapan Party se' Hit' mungkin lalu berdandan ala bintang-bintang bolywood, holywood atau woodys.. (ice cream kalee..)

Dengan senyum semberingahnya, senyum ja'im-ja'im manja, manis-manis manja, mrk berdatangan berbaur tuk melepaskan hawa nafsunya bergembira-ria sambil bercengkrama nangkring di club2 malam yang penuh erotis. Yang jelas sahabat nerakanya adalah minuman neraka beralkohol bukan berkalori`lah. Sehabis menenggaknya seperti ada sekelompok bebek berlari-lari melingkar di atas kepalanya alias sempoyongan.

Akan tetapi kali ini yang datang menjemput mrk bukannya mau mengajak mereka pergi dugem ke Party-party bergensi, melainkan yang hadir di ujung hidungnya adalah malaikat pencabut nyawa, yg sudah siap ancang2 ingin mengambil Ruh yg pernah ia sewa dr Pemilik`Nya ketika ia lahir ke dunia sebagai bayi yg penuh fitrah`Nya nan suci..

Saatnya sewa menyewa RUH waktunya sudah habis dan harus dikembalikan, dipulangkan alias di pensiunkan masa aktif hidupnya dan dikembalikan kepada pemilik`Nya Allah Swt. Lalu Ruh itu di tukar dgn sertifikat "masa akhir hidup selesai" dan ia mendapatkan gelar menjadi "Almarhum or 'Almarhumma'.

Berhubung modal amalyiah tdk memadai/mencukupi bekal pulangnya, tdk heran ia menolak jatah hidupnya diambil saat itu, berusaha lari, ngibrit or ngaciir ke mana lagi, wong ajal itu sdh di depan ubun-ubunnya. Dan ia ketakutan yang mendalam dikarenakan kurangnya beramal ibadah & sholeh semasa hidupnya. kebayangkan bila nyawanya diambil ia akan teriak-teriak kesakitan karena tdk ada yg bisa membantu jalan keluarnya Ruh itu. karena amal yg ia punya hanya sedikit dan tdk bisa berbuat apa-apa untuk membantunya, mengarahkannya dan memberitahui jalan pulang ke negeri Akherat tempat keabadian`Nya. Naauzubilaminzaliq yaa..,

Dah selesai ceritanya.., skg focus pada diri kita, focus pada amal kita, apakah sudha cukup, kurang atau belum ada sama sekali.. Yuk deh berhubung malam ini kita msh diberi nafas yang segar, bertafakur dan islah diri, introfeksi diri, tentang diri kita mau dikemanain nih.., kalau ada yg kurang, ya diperbaiki, ada yg berlebih di sedekahin, disumbangin atau ciptakan sesuatu untul mendatangkan kebaikan dan gali ladang amal dimana-mana semampu dan sebisa kita.

Dalam Alquran sudah jelas dikatakan tentang kehidupan di dunia adalah kesenangan yang menipu daya (Ali Imran: 185) dan permainan dan senda gurau (al-An’am: 32). Bila dunia adalah sebagai permainan dan senda gurau maka kehidupan di dalamnya tidak pernah abadi dan kenikmatan di dalamnya hanya bersifat semu dan sementara. Bukankah Allah telah menegaskan dalam Q.S. al-Dhuha bahwa kehidupan akhirat jauh lebih baik dari kehidupan dunia?

Kalo sudah ngerti and paham bahwa kehidupan akherat jauh lebih baik dari kehidupan duniawi, yyuukk maree tarik mang.., buru-buru deh cepet sadar se`sadar2nya, bebenah diri, bercermin pada diri sendiri, koreksi diri lalu hadapkanlah wajah kita lurus hanya kepada Allah. Mulai dari ikhtiar dan niat utk merubah diri kita ke arah kebaikan dan memohon ampun kepada Allah, lalu bertaubatan nasuha jika kita punya koleksi dosa, atau se`ton dosanya. Mulailah perbaiki ahklaq kita menjadi mulia dimata Allah.

Agar kita bisa menjadi manusia yg beriman dan bertaqwa hanya karena Allah. Kalau sudah menjadi hamba yg sholeh-sholeha beriman lalu bertaqwa, pasti jika maut mendatangi kita, ya kita hanya bisa pasrah, ikhlas sambil tersenyum manis menyapa malaikat yg akan mengambil Ruh kita sambil berkata " My Pleasure.. Most Welcome Izrail`ku..". Insyaallah husnus khotimah. Amin..

Karena menuju kematian syarat diwafatkan itu kamusnya tidak pernah menyertai keluarga, tidak ajak2 suami or ajak2 istri atau kel. kita`kan!!. Dan urusan mati/ wafat/ diwafatkan itu ya urusan masing2 yg punya jasad aja. Dan masuk surga or neraka itu semua ada itung2annya. Semua tergantung banyaknya amalyiah masing2 diri. Dan tidak ada tuh yg namanya amalyiah dipinjem atau di hutang dulu.

Seperti kalau si suami cabut duluan diwafatkan trus karena amalnya kurang maka ia pinjam amal dulu sama istrinya dna nanti kalau istrinya nyusul baru ia akan ganti amalnya di sana. Gak mungkin banget bisa gitu.. kalau msh sama2 hidup di dunia sih bisa saja urusan pinjam meminjam dan itu bisa dikembalikan kapan aja. Akan tetapi kalau utk urusan mati/wafat trus pinjam amalnya org lain yg pasti sampe kuda bejenggot pake sarung tinju, tdk ada aturan mainnya pinjam meminjam pahala org. Iya g c?

Yukk maree dehh, mumpung bulan ini bulan sejuta ampunan, Ramadhan penuh magfirah, penuh keberkahan dan saat yg tepat tuk membersihkan diri dari kotoran yg menempel, ya sebaiknya kita perbaiki apa yg harus diperbaiki utk hasil yg lebih baik lagi. Biar hati menjadi lapang, penuh rasa ikhlas, pasrah, ridha, tawakal lalu qana'ah. Kalau sudah ada modal itu semua insyaallah kita bisa wafat secara 'husnul khotimah'. Kesemuanya itu harus giat memperbanyak, menebarkan kebaikan dimana-mana, dan jangan hanya menebarkan pesona dimana-mana, itu mah cari perkara yg udah2 gigi kering tapi amalyiahnya minim, mending menebarkan kebaikan agar panen amalnya juga berlimpah ruah, S7 yaa.

Maaf ya Sahabat akherat`ku, kali ini notenya panjang be'eng, krn bunda lagi inget sama mati, ya biasanya inget terus tapi kali ini ingetnya khusyuk banget jadi buat note ini. Semoga apa yg bunda tulis ada nilai manfaatnya yaa. Dan bunda tdk akan pernah takut dgn kematian, krn sebenarnya mati itu nikmat. Dan alhamdulilah bunda paham ilmu mati. Krn Mati itu adalah awal dari kehidupan manusia yang sesungguhnya.

So bunda tdk kuatir akan hal ini. Yang bunda harapkan semoga diakhir ajal bunda nanti, bunda sanggup mengucapkan 2 kalimat syahadat dalam tarikan nafas terakhir saat Ruh bunda di tariik oleh Kang Izrail. Dan semoga bunda mengerti jalan pulangnya menuju akherat, dan jangan sampai kesasar tdk memahami jalan pulangnya. Semoga Allah mengijabah doa bunda dan sahabat2 lain yg menginginkan jalan Husnul Khotimah. Amin Ya Allah Ya Mujibasaillin.

Ya wes, Bunda pesan, setiap malam kalau bisa diusahakan sebelum tidur membaca doa, bermunajah kepada Allah memohon ampunan ttg apa2 yg dilakukan dari pagi sampai menjelang tidur. Bicaralah dgn nada lembut sama Allah, katakan kepada`Nya bahwa kita ini hanyalah hamba yg dhoif lalu fakir, tidak luput dari segala kesalahan2 dan tempatnya kesalahan2. Semampu kita berbuat baik hanya karena Allah dan sekuat tenaga utk istiqomah tunduk dan taat akan perintahNya. Jikalau dari pagi sampai malam ada yg terlewati dgn sia-sia, atau apa yg kita kerjakan cenderung mudaratnya, memohon ampun kepadaNya agar esok jika di izinkan nafas, berusaha menutup segala kemudaratannya itu menjadi manfaat bagi diri sendiri maupun org lain.

Berusaha setiap hari bicara dgn Allah saat menjelang tidur, agar hati kita lega dan tentram dan pasti tidurnya nyenyak. Kalau hati itu sudah tenang dan tentram itu sama saja Allah sudah ridha sama kita apa yg kita perbuat dari pagi sampai malam. Syukur-syukur besoknya di pagi hari kita dapat bonus diperpanjang nafas kita alias masih nyambung hidup.

Tapi seandainya tdk bangun lagi mah itu namanya di wafatkan secara tenang dan damai dalam lelapnya tidur kita, ya selamatlah mempunyai gelar baru "Almarhum or Almarhumma". Coming soon kita juga akan nyusul nantinya. Entah kapan dan waktunya, kita serahkan saja kepada yg memiliki kehidupan. Karena hanya DIA yg hidup dan kita hanya kehidupan`Nya.. Tak ada daya upaya kita selain semua atas kehendak`Nya...Ok yaa.. Salam Cinta da

Makna Shodaqoh

Makna Shodaqoh

By: agussyafii

Kata Shodaqoh berasal dari kata shodiq-shidaqoh yang berarti persahabatan. Maknanya orang yang gemar sedekah akan memperoleh banyak sahabat, terutama dari orang yang menerima sedekah itu. Shodaqoh juga berhubungan dengan kata shidq yang artinya benar atau jujur, maknanya bahwa pemberian shadaqah akan menumbuhkan persahabatan yang benar, persahabatan yang dilandasi oleh nilai kejujuran bukan persahabatan palsu. Suap juga merupakan pemberian, bahkan biasanya pemberian dalam jumlah besar, tetapi praktek suap tidak akan melahirkan persahabatan yang benar dan jujur, sebaliknya jika tujuan suap tidak tercapai, penyuapan akan berbuntut menjadi permusuhan.

Memang zakat, infaq dan sadaqah bisa dimenej menjadi potensi ekonomi masyarakat, tetapi psikologi zakat infaq dan sedekah lebih pada penjalinan hubungan antar manusia dalam keluarga, hubungan pertetanggaan dan pembinaan masyarakat secara lebih luas. Oleh karena itu dalam agama ditetapkan tiga perioritas penerima zakat dan sedekah, yaitu orang miskin, tetangga dekat dan kerabat. Jika banyak orang miskin sementara yang disedekahkan sedikit, utamakan untuk orang miskin yang masih ada hubungan kerabat dekat dan orang miskin yang menjadi tetangga dekat. Nabi bahkan menganjurkan agar jika di rumah memotong ayam (atau yang lain), perbanyak kuahnya ketika memasak agar bisa memberi tetangga. Nabi bahkan menekankan agar tidak malu memberi tetangga meski hanya 'ceker ayam'. Mengapa ?, tradisi saling memberi makanan antar tetangga , meski hanya makanan sederhana sangat besar peranannya dalam mengeratkan hubungan sosial. Sebaliknya pemberian bergengsi mungkin justeru memberatkan kepada yang menerima karena ia dibebani perasaan harus membalas dengan pemberian yang gengsinya setara.

Jadi zakat merupakan konsep dasar dari pembangunan kesejahteraan sosial yang harus dikembangkan secara cerdas, sejalan dengan tradisi masyarakat . Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa zakatnya rumah adalah menjamu tamu. Ajaran ini bisa dikembangkan misalnya, zakatnya mobil pribadi adalah pada sekali-sekali mengantarkan tetangga yang membutuhkan angkutan . Begitulah seterusnya sehingga pada setiap harta, disadari bahwa di dalamnya ada hak orang lain. Sosiolog Ibnu- Khaldun bahkan memperkenalkan istilah produk seribu orang, yakni bahwa dalam setiap benda yang kita miliki, kata Ibn Khaldun, proses keberadaanya telah melibatkan seribu orang. Kursi kayu yang kita duduki misalnya telah melibatkan penanam kayu, penebang kayu, pembuat alat pertukangan, tukang kayu, pembuat pelitur, pemelitur, pembuat paku, pengali tambang biji besi sampai kepada angkutan yang membawa kursi itu ke rumah. Angka seribu yang diperkenalkan Ibn Khaldun bukan angka matematik tetapi untuk menunjukan betapa banyaknya orang yang terlibat dalam proses kehadiran suatu benda, oleh karena itu kata Ibn Khaldun, setiap benda memiliki fungsi sosial.

Ada tiga format pemberian dengan nama yang berbeda, yaitu hadiah, hibah dan sedekah. Hadiah adalah pemberian dari orang kecil kepada orang yang dihormati. Misalnya persatuan guru SD memberi hadiah kepada Gubernur, sebuah produk kerajinan yang dilakukan oleh murid-murid SD Teladan. Hibah adalah pemberian dari seseorang kepada orang yang setara tingkatnya, pemberian yang bersifat persahabatan atau solidaritas sesama teman. Sedekah adalah pemberian dari orang yang lebih kuat kepada orang yang lebih lemah. Orang yang memiliki uang seratus ribu tetapi berani bersedekah sembilanpuluh ribu, adalah termasuk orang kuat dibanding orang yang memiliki sejuta rupiah tetapi tidak mampu bersedekah dalam jumlah yang sama.

Dalam Islam diajarkan bahwa sedekah akan menghilangkan bala (bencana), as- shadaqatu tadfa`u al bala'. Maknanya orang yang gemar memberi, ia akan memiliki banyak teman dan dicintai orang banyak secara jujur. Oleh karena itu setiap kali datang gangguan datang kepadanya, orang banyak akan datang ramai-ramai membantunya sehinga ia terhindar dari bencana yang tak diinginkan. Kemampuan memberi tidak mesti berhubungan dengan banyaknya kepemilikan. Ada orang yang hanya memiliki sedikit tetapi mampu memberi banyak, sementara ada orang yang banyak memiliki tetapi tidak mampu memberi walau sedikit.

Kemampuan memberi berkaitan erat dengan cara berfikir. Ada orang memiliki kambing 99 ekor, ketika sedang menggembala berjumpa dengan seseorang yang sedang menggembalakan kambingnya satu ekor, karena hanya satu ekor itulah kambing yang dimiliki. Dalam pikiran pemilik 99 ekor, tanggung amat kau, kambing hanya satu, saya punya 99, maka yang ia pikirkan adalah bagaimana memindahkan yang satu ekor itu untuk menggenapkan kambingnya menjadi seratus. Seandainya ia berfikir untuk memberi maka akan ada rumus, biar kambingku genap, ini yang sembilan aku berikan padamu, aku punya 90 dan engkau punya 10. Hasan al Banna, pendiri Ikhwan al Muslimin Mesir pernah memberi tiga nasehat yang sangat baik. Katanya : (a) berfikirlah untuk memberi agar orang lain memperoleh faedahnya (b) berfikirlah untuk selalu menanam agar orang lain bisa memetiknya, dan (c) bersusahpayahlah untuk memberi kesempatan orang lain beristirahat.

Nasehat ini sesungguhnya sangat mendalam, karena dibalik nasehat itu ada logika-logika yang bisa dijelaskan:

1. hendaknya semua orang dalam masing-masing kapasitasnya, sebagai pemimpin, sebagai anak buah, sebagai suami, sebagai isteri, sebagai orang tua, sebagai anak dan seterusnya berfikirlah untuk dapat memberi sesuai dengan posisinya, jangan hanya berfikir apa yang dapat saya peroleh. Bayangkan seandainya semua karyawan dalam suatu kantor selalu bertanya apa yang dapat saya ambil dari kantor ini, maka pasti tak lama kemudian kantor itu bangkrut. Begitupun negara kita akan bangkrut jika setiap aparat negara selalu berfikir apa yang dapat saya ambil dari negeri ini.

2. Hendaknya semua orang berfikir untuk menanam agar orang lain bisa memetiknya. Jika semua orang berfikir menanam untuk memetik sendiri, maka tidak ada orang tua yang mau menanam kelapa, karena tanaman kelapa biasanya baru bisa dipetik oleh generasi anaknya. Jika orang menanam hanya untuk dapat segera memetik buahnya maka orang lebih suka menanam bayam, tidak mau menanam pohon jati. Nasehat ini menjadi sangat mengena karena sesungguhnya semua yang kita petik (di pasar); buah-buahan, sayuran, dan beras adalah tanaman orang lain di tempat lain. Yang paling berbahaya adalah jika orang hanya berfikir memetik dan tidak mau menanam, seperti orang yang dengan rakus membabat hutan tanpa berusaha menanam kembali. Apa yang bisa ditanam ? Pohon-pohonan, ilmu pengetahuan dan jasa. Orang bijak berkata, barang siapa menanam pasti memetik, man zaro`a hashada, meski yang dipetik mungkin tanaman orang lain, di tempat lain dan di kurun waktu yang lain.

3. Hendaknya semua orang memusatkan perhatian untuk bekerja keras untuk memberi kesempatan orang lain beristirahat. Kenapa? karena sesungguhnya orang bisa istirahat juga jika ada orang lain yang susah payah bekerja. Penumpang bus Surabaya Jakarta bisa tertidur lelap karena ada supir yang tetap terjaga. Ibu-ibu bisa istirahat di rumah karena ada bapak dan ibu guru yang bekerja keras mengajar anak-anak mereka di sekolah.

Wassalam,

SERI RAMADHAN HARI KE 15 "ANTARA KEBAJIKAN DAN DOSA"

Ya Allah, Sudah setengah putaran waktu kubersujud pada MU. Apakah semua sujud ku menjadi amalan baik ku. Atau sujudku merugi untuk menutupi amal perbuatanku

Ya Allah Sudah setengah putaran waktu kuterasa dekat dengan MU. Apakah kedekatanku dapat mengkikis dosaku. Atau antara kebajikan dan dosaku masih tetap berjalan beriringan

Seandainya setengah putaran waktu menjadi pahalaku. Meringankan langkahku pada setengah putaran waktu yang tersisa. Hingga menjadi kesempurnaan ibadah puasa ku….

Waallahu A'lam….

============== salam dari hambaMU ================

Doa Hari ke 15

Ya Allah, berilah aku ketaatan orang-orang

yang khusyuk, lapangkanlah dadaku dengan tobatnya

orang-orang bahagia, demi perlindungan-Mu,

wahai Pelindung orang-orang yang takut.

===============================

HR. Muslim menjelaskan bahwa “Kebajikan adalah pekerti yang baik, dan perbuatan Dosa adalah apa yang bergejolak dalam hatimu dan engkau tidak suka bila diketaui orang lain”.

Didalam kehidupan sehari-hari yang nyata “Kebajikan” merupakan hal yang sangat sulit didapatkan, tetapi dosa justru banyak kita saksikan dengan mudah dan ada dimana-mana. Jika kita perhatikan, orang untuk mengemukakan sesuatu yang benar atau berpijak pada kebenaran seakan memegang bara. Banyak pemikiran2 orang yang sudah mulai dipengaruhi oleh budaya barat, salah satunya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Dan yang lebih dilematis orang2 yang ingin terus berjalan di jalur kebenaran adalah minoritas, sedangkan mayoritas masyarakat menganggap keburukan yang dilakukan oleh sekian ribu orang dianggap menjadi kebajikan.

Banyak perbuatan2 di zaman jahiliyah sebelum Nabi Muhammada SAW diutus kebumi dilakukan pada jaman sekarang. Bapak memperkosa anak kandungnya, pembunuhan sadis, kehidupan free sex, dll (Naudzubillahi Min Zaalik). Seolah-olah hidup di dunia ini tidak ada aturan dan tuntunan. Ini berarti orang modern tapi perilaku jahiliyah. Bila kebajikan dalam Islam adalah sebuah amal yang bisa menetramkan jiwa, tapi orang modern justru banyak yang tidak tentram dengan “kebaikan”. Pada kebanyakan orang di jaman modern ini lebih suka mengikuti arus mengalir yang sudah dipengaruhi budaya barat, sehingga tidak mempunyai prinsip hidup yang jelas.

Sesungguhnya peluang kebajikan dalam Islam sangat banyak dan luas, Sayyidina Umar bin Khottob mengatakan “Kebajikan itu suatu perkara yang ringan, yaitu bermuka manis dan bertutur kata yang lembut“. Banyak pintu-pintu kebaikan yang bernilai ibadah, dan setiap kebaikan adalah shadaqah.

Adapun “Dosa” adalah sesuatu yang senantiasa bergejolak dalam jiwa, tidak tenang, jengah, gelisah, gundah gulana, ragu dan takut bila diketahui oleh orang lain. Namun, banyak perkara yang awalnya seorang merasa ragu untuk melakukannya, karena terbiasa dan lihai akhirnya lancar, dan menjadi biasa-biasa saja. Meskipun nuraninya menjerit dan rasa bersalah tak lagi muncul. Inilah pertanda tertutupnya hati dan hilang rasa malu.

“Mintalah fatwa pada hatimu. Kebajikan adalah sesuatu yang membuat jiwa tenang dan hatimu tentram, sedangkan dosa adalah yang bergejolak dalam jiwa, membuat gundah serta ragu-ragu dalam dada, walaupun orang-orang berbicara dan memberi fatwa kepadamu” (HR. Ahmad)

Agustus 24, 2010

Ketika Masalahmu tak jua ketemu solusinya..

Coba lakukan beberapa hal berikut ini, insya Allah akan mengundang Allah untuk membantu menyelesaikan masalah-masalahmu, sesulit apapun masalah yang sedang kau hadapi...

1. Terima dulu, masalahmu sepenuhnya. jangan salahkan siappaun, karena masalah itu hadir karena perbuatanmu di masa lalu, Kecuali Allah sedang mengujimu. Tapi biasanya jika masalah lama tak jua selesai, berarti itu adalah karena dosa-dosamu di masalalu. Ya, masalah itu PANTAS untukmu.

2. Istighfar 1000 kali atau sebanyak-banyaknya sambil mengingat berbagai dosa (besar atau kecil) yang pernah dilakukan. Istighfar dengan suara berbisik tapi penuh dengan permohonan kepada Allah.

3. Maafkanlah semua orang yang telah menyakitimu. Sebesar siapapun, dan seberat apapun kesalahannya. Karena Allah suka memaafkan kesalahan kita jika kita pun suka memaafkan kesalahan orang lain...

4. Bersedekahlah.... sebesar mungkin semampunya, insya Allah makin besar sedekahnya, maka akan mengangkat berbagai kotoran di hati, sehingga hati lebih plong dan pasrah...

5. Lepaskan berbagai rasa memiliki, ingatlah kita ini tidak punya apa-apa, semua milik Allah, bahkan hidung kita pun hanya amanah, bukanlah milik kita. Biasanya kita punya masalah "takut kehilangan", padahal kita tak pernah memiliki apapun, so kenapa harus takut kehilangan?

6. Tawakkal penuh kepada Allah, pasrah total 100 %

7. Ingat poin 4, sedekah dan bantu orang lain yang membutuhkan bantuan, bukan yang sekedar menginginkan bantuan...

8. Sholat Fardhu Khusyu plus Sunnah Qobla dan Ba'diyahnya, yang pria jamaah di masjid, WAJIB !

9. Lakukan Sholat Taubat

10. Lakukan Sholat Hajat

11. Rutinkan Sholat Tahajjud plus Dhuhanya

12. Kurangi menikmati yang enak-enak dari sudut pandang jasadi. Seperti Kurangi makan yang tak perlu (Contoh ngemil, atau makan nambah-padahal sepiring cukup, atau makan yang terlalu enak - berlemak ). Kurangi atau hindari nonton film, sinetron, dan mendengar musik. lebih baik membaca Alquran dan bersikir istighfar

13. Jangan dipikirin masalahnya, yang penting lakukan saja ke12 langkah di atas, sebab kalau dipikirin berarti tidak sedang melakukan 12 langkah di atas dengan totalitas.

Insya Allah, kalau di dawamkan-dirutinkan selama satu bulan, maka insya Allah masalah selesai.... tapi kalau Allah berkehendak kurang dari satu pekan pun masalah kita sudah dibantu diselesaikanNya...

Wallahu alam

KZ

http://cahaya-semesta.com/

SYARAT SAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH

Setiapibadah memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar ibadahtersebut sah. Seseorang yang hendak sholat tentu akan berwudhu terlebihdahulu, karena suci adalah syarat sah sholat. Begitu pula ibadah yanglain seperti haji, puasa dan zakat juga memiliki rukun-rukun dan syaratyang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Segala sesuatu yang harusdipenuhi sebelum mengerjakan sesuatu yang lain disebut syarat. Lalubagaimana pula dengan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh? Tidakdiragukan lagi bahwa syahadat adalah setinggi-tingginya derajatkeimanan dan rukun islam yang paling utama. Di sana ada syarat-syaratyang harus dipenuhi agar kalimat Laa Ilaaha Illalloh yang kita ucapkandianggap sah.

Para ulama menjelaskan bahwa syahadat Laa Ilaaha Illalloh memiliki delapan syarat:

1. Ilmu

Sebuahpengakuan tidak dianggap kecuali dengan ilmu. Oleh karena itu, wajibbagi kita untuk mengucapkan kalimat syahadat ini dengan mengilmui maknadari kalimat tersebut. Alloh berfirman, "Dan sembahan-sembahan yangmereka sembah selain Alloh tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi(orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak(tauhid) dan mereka meyakini(nya)." (Az Zukhruf: 86). Nabi shollallohu'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmuiLaa Ilaaha Illalloh pasti masuk surga." (HR. Al Bukhori dan Muslim).Dan makna yang benar dari kalimat Laa Ilaaha Illalloh yaitu tidak adasesembahan yang haq melainkan Alloh Ta'ala.

2. Yakin

Yakinadalah tidak ragu-ragu dengan kebenaran maknanya sehingga tidak mudahterombang-ambing oleh berbagai cobaan. Alloh berfirman, "Sesungguhnyaorang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya(beriman) kepada Alloh dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragudan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalanAlloh. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Al Hujurat: 15)

Nabishollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang engkau jumpaidari balik dinding ini dia bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dengankeyakinan hatinya sampaikanlah kabar gembira untuknya bahwa dia masuksurga." (HR. Muslim)

3. Menerima

Alloh menceritakankeadaan orang kafir Quraisy yang tidak menerima dakwah Nabi Muhammaddalam firman-Nya, "Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepadamereka: 'Laa ilaaha Illalloh' (Tiada Tuhan yang berhak disembahmelainkan Alloh) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: 'Apakahsesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karenaseorang penyair gila?'." (As Shoffat: 35-36)

Sombong adalahmenolak kebenaran dan meremehkan manusia. Inilah sifat orang kafir,tidak menerima kebenaran kalimat Laa ilaaha Illalloh. Sungguh hanyaAlloh lah yang berhak disembah dan diibadahi.

4. Tunduk

Maksudnyayaitu melaksanakan konsekuensinya lahir dan batin. Alloh berfirman,"Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang diaorang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegangkepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Alloh-lah kesudahansegala urusan." (Luqman: 22)

Nabi bersabda, "Tidaklah sempurna iman kalian sehingga hawa nafsunya tunduk mengikuti ajaranku." (HR. Thabrani)

5. Jujur

Allohberfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dansesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, makasesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar (jujur) dansesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Al 'Ankabut: 2-3)

Nabishollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tak seorang pun bersaksi LaaIlaaha Illalloh dan Muhammad hamba Alloh dan rasul-Nya dengan kejujuranhati kecuali Alloh mengharamkan neraka untuk menyentuhnya." (HR. AlBukhori dan Muslim)

Betapa kejujuran menjadi syarat sahnyasyahadat. Lihatlah bagaimana syahadat orang munafik ditolak oleh Allohkarena tidak jujur. Sebagaimana firman-Nya, "Apabila orang-orangmunafik datang kepadamu, mereka berkata: 'Kami mengakui, bahwasesungguhnya kamu benar-benar Rasul Alloh.' Dan Alloh mengetahui bahwasesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Alloh mengetahui bahwasesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta." (AlMunafiqun: 1)

6. Ikhlas

Ikhlas hakikatnyamengharapkan balasan dari Alloh saja, tidak kepada selain-Nya. Allohberfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allohdengan mengikhlaskan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamadengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat;dan yang demikian itulah agama yang lurus." (Al Bayyinah: 5)

Apa yang dimaksud dengan ikhlas?

Nabishollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh Alloh mengharamkanbagi neraka menyentuh orang yang mengatakan Laa Ilaaha Illalloh karenasemata-mata mencari wajah Alloh." (HR. Al Bukhori dan Muslim)

7. Cinta

Allohberfirman, "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembahtandingan-tandingan selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimanamereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman sangat cintakepada Alloh. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itumengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwakekuatan itu kepunyaan Alloh semuanya dan bahwa Alloh amat beratsiksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (Al Baqoroh: 165)

Nabishollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ada tiga hal barangsiapamemilikinya pasti akan merasakan kelezatan iman: Alloh dan rasul-Nyalebih dia cintai dibanding selain keduanya, dia mencintai seseorangkarena Alloh, dan dia benci untuk kembali kafir sebagaimanakebenciannya jika dilempar ke dalam api." (HR. Al Bukhori dan Muslim)

8. Mengingkari peribadatan kepada Thoghut.

Thoghutadalah segala sesuatu selain Alloh yang ridho disembah/diibadahi. Allohberfirman, "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thoghut dan beriman kepadaAlloh, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amatkuat yang tidak akan putus. Dan Alloh Maha Mendengar lagi MahaMengetahui." (Al Baqoroh: 256)

Nabi shollallohu 'alaihi wa sallambersabda, "Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh dan mengingkarisesembahan selain Alloh, haramlah harta dan darahnya sedangperhitungannya adalah terserah kepada Alloh Azza Wa Jalla." (HR. Muslim)

Perludiperhatikan, syarat-syarat ini tidak bermanfaat sama sekali jikasekedar dihafalkan, tanpa diamalkan. apakah kita sudah mengevaluasisyahadat kita? Sudahkah terpenuhi delapan syarat ini dalam syahadat LaaIlaaha Illalloh yang kita ikrarkan? Belum terlambat. Berbenahlah!Semoga kita bertemu dengan Alloh sebagai seorang yang bertauhid, bukansebagai seorang musyrik. Wal 'iyaadzu billah.

Waallahu A'lam


SERI RAMADHAN HARI KE 14 "MEMBACA AIB DIRI"

Doa Hari ke 14


Ya Allah, jangan Kau siksa aku karena

dosa-dosa (yang kuperbuat), ampunilah

dosa-dosa dan kesalahan-kesalahanku,

jangan Kau jadikan aku sasaran musibah dan

azab, demi kemuliaan-Mu, wahai Kekuatan

kaum Muslim.

=====================

Salah satu cara penting untuk meningkatkan kualitas kepribadian seorang mukmin adalah dengan senantiasa muhasabah an nafs atau koreksi diri. Dan salah satu untuk mengkoreksi diri itu adalah dengan membaca aib diri.

Banyak orang salah memaknai, apabila salah satu aib diri yang menimpa seorang mukmin adalah anggapan jiwa bahwa ia akan selamat. Perasaan ini selalu memenuhi wadah hati saat ia baru saja melaksanakan ibadah dan dzikir serta ketaatan lainnya. Ini merupakan kelihaian dan tipu daya setan dalam membuat seorang terlena dengan ibadahnya sendiri.

Padahal belum tentu Allah menerima ibadah tersebut, dari sinilah selanjutnya setan menyeretnya secara perlahan untuk melakukan dosa. Oleh karena itu seorang mukmin harus mampu memberikan terapi kedalam ruhaninya, dengan senantiasa mengikuti jalan petunjuknya, memakan makanan yang halal dan thayyib serta senantiasa menyempurnakan ketaqwaan. Tetapi kebanyakan manusia bodoh terhadap aib dirinya. Seseorang melihat debu di mata saudaranya, tetapi tidak melihat batang kayu di depan matanya sendiri.

Ada beberapa cara untuk dapat membaca aib diri :

1. Duduk bersama para syaikh/syeh yang akan dapat menunjukan aib-aib, memberikan nasehat dan pengarahan, dan memberikan solusi beserta terapinya. Namun untuk dijaman sekarang sangat sulit untuk mendapatkan syaikh/syeh yang muklis.

2. Mendatangi sahabat-sahabat yang shahih dan jujur, guna mendapat pandangan keagamaan yang lurus dan gamblang. Sehingga pemahamannya sangat jelas tentang kemungkaran, kemudian mengarahkan dirinya agar menjauhi kemungkaran, dengan akhlaq dan tindakannya.

3. Membaca aib diri dari cercaan musuh pada diri kita. Karena pandangan mata orang dalam menilai kejelekan orang lain lebih tajam. Ini berarti kita harus banyak mendengar dan mencari informasi kejelekan diri dari orang lain, buka telinga lebar-lebar tutup mulut rapat-rapat.

4. Berinteraksi atau bergaul dengan setiap golongan manusia. Maka tatkala menyaksikan kejahatan-kejahatan yang ada di masyarakat, jauhilah …!!

Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al A’raaf-153)

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu (At Tahrim-8).

Berkacalah tapi bukan untuk bersolek, Berkacalah tapi bukan untuk bercermin, Berkacalah untuk mengoreksi apa saja yang sudah kita lakukan selama nafas ada dalam badan…………….

<======= =======>

Ya Allah banyak sekali aib dan perbuatan buruk yang ada dalam tubuhku, Ya Allah maafkan atas segala perbuatan tidak baikku, Ya Allah jadikan rupa hamba yang ada di cermin ini menjadi hamba yang sholehah, Ya Allah ampuni segala kelalaian ku, Ya Allah jadikan hati hamba condong kepadamu, Ya Allah jadikan tubuh hamba taat beribadah kepada MU, Ya Allah matikan hamba dalam keadaan Islam dan Khusnul Khotimah….amin amin …smoga Allah mendengar doa Hambanya yang lemah ini…

Agustus 23, 2010

Hukum Menambah Nama Suami Dibelakang Nama Istri

Pertanyaan:

assalamualaikum Wr.Wb.mohon bertanya apa hukumnya menambah nama suami dibelakang nama isteri, seperti misalnya HIllary clinton yg menambah nama suaminya (clinton) dari bill clinton, kalau dari lajnah daimah saudi dibilang gak boleh, adakah dari fatwa lembaga lain berpendapat lainnya atau kah sama, ataukah ada pendapat2 dari fiqh 4 mazhab yg berpendapat dalam masalah ini, mengingat ini adalah masalah kontemporere, terimakasih, mohon reply juga postingan di webnya ke e-mail saya, wass. jazakumullah khoiron

Jawaban:

Segala puji bagi Allah shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad kepada para keluarganya sahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba'du:

Penisbatan istri kepada nama suaminya merupakan hal yang belum dikenal dizaman para salasus shalih dahulu, namun baru dikenal dizaman ketika kaum muslimin mulai berinteraksi dengan budaya barat yang memang tidak memiliki jati diri.

Dalam ajaran Islam seorang istri tidak boleh menambahkan nama suaminya atau nama keluarga suaminya yang terakhir setelah namanya sebagaimana banyak terjadi kepada non-muslim berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (3508) bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلَّا كَفَرَ ، وَمَنْ ادَّعَى قَوْمًا لَيْسَ لَهُ فِيهِمْ – أي نسب - فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Artinya: (tidaklah seseorang mendakwakan kepada selain ayahnya sedangkan dia mengetahuinya kecuali dia telah kafir, barangsiapa yang mendakwakan kepada suatu kaum sedangkan dia tidak memiliki nasab dari mereka, maka hendaklah dia memesan tempatnya dalam neraka).

وقال صلى الله عليه وسلم : ( مَنْ انْتَسَبَ إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ .. فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ) رواه ابن ماجة (2599) وصححه الألباني في صحيح الجامع (6104

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: (Barangsiapa yang menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya, maka baginya laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya) HR Ibnu Majah(2599) dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami' (6104).

Dalam dua hadits diatas ada ancaman keras bagi yang mengganti nama ayahnya atau keluarganya dan menisbatkan dirinya kepada keluarga atau kaum yang bukan asalnya.

Disamping itu perbuatan ini juga merupakan tasyabuh (menyerupai) orang-orang kafir, karena tradisi yang tercela ini tidak pernah dikenal kecuali dari mereka, dan dari merekalah sebagian kaum muslimin yang awam mengadopsinya.

Dalam perbuatan itu juga ada unsur pengingkaran seorang wanita kepada keluarganya dimana hal itu bertentangan dengan sifat kebajikan, ihsan dan akhlak yang mulia.

Sesungguhnya sangat banyak pengaruh dari tasyabuh dengan orang-orang barat dalam hal pemberian nama, diantaranya yang banyak terjadi sekarang ini yaitu dengan menghapus antara namanya dan bapaknya sebutan bin atau binti, yang dahulu sebabnya adalah karena sebagian keluarga mengangkat sebagian orang menjadi anak angkat, sehingga mereka menambahkan nama mereka dibelakangnya, maka jadilah mereka (fulan fulan), yaitu untuk membedakan anak kandung mereka yang dipanggil (fulan bin fulan), kemudian pada abad 14 H mereka mulai menghapus sebutan bin atau binti dari anak kandung mereka dimana hal itu merupakan perkara yang diingkari baik secara bahasa, adat maupun syar'ie.

Diantara pengaruh lain dari penisbatan istri kepada nama suaminya karena aslinya: bahwa seorang wanita haruslah dipanggil (fulanah binti fulan), bukan (fulanah istri fulan) meskipun kita tahu bahwa suami memiliki kedudukan sangat tinggi bagi istrinya, bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan seandainya sujud kepada manusia diperbolehkan niscaya seorang istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya.

Dalam hal ini Allah Ta'alaa berfirman:

{ ادعوهم لآبائهم هو أقسط عند الله } [ الأحزاب:5]

Artinya: (panggilah mereka kepada bapak-bapak mereka itu lebih adil disisi Allah) [QS Al-Ahzab:5].

Perintah ini tidak hanya berlaku di dunia tetapi juga di akhirat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

قال النبي صلى الله عليه وسلم " إن الغادر يرفع له لواء يوم القيامة ، يقال هذه غدرة فلان بن فلان " . رواه البخاري (5709) ، ومسلم (3265).

"Sesungguhnya pengkhianat akan dikibarkan untuknya bendera pada hari kiamat, lalu dikatakan inilah pengkhianatan fulan bin fulan" HR Imam Bukhari (5709) dan Muslim (3265).

Syeikh Bakr Abu Zaid hafidhohullah berkata: ini termasuk rahasia dalam syariat, karena penisbatan kepada bapak lebih kuat untuk dikenal, dan lebih dalam untuk dibedakan, karena bapak adalah yang memiliki hak kepemimpinan atas anaknya dan ibu anaknya di rumah dan di luar. Oleh karena itu bapak muncul dalam perkumpulan dan pasar-pasar, dan dia rela menempuh bahaya dalam safarnya untuk mendapatkan rizki yang halal dan berusaha demi kebaikan dan kelancaran urusan mereka, maka sangat pantas untuk menisbatkan anak kepadanya bukan kepada ibu-ibu mereka yang diperintahkan oleh Allah Ta'alaa dalam firman-Nya (Dan diamlah kalian dalam rumah kalian) [QS Al-ahzab:33]. Lihat kitab Tasmiyatul Maulud: 30.

Oleh karena itu: karena tidak adanya hubungan nasab antara suami dan istri maka bagaimana bisa ditambahkan kepada nasabnya, kemudian barangkali suatu saat dia dicerai, atau suaminya mati, lalu menikah dengan pria lain, maka apakah penisbatan kepada suaminya akan senantiasa berubah ketika dia hidup dengan pria lain ?

Ditambah lagi bahwa penisbatan kepada ayahnya berkaitan dengan hukum-hukum warisan, nafkah, kemahraman dan lain-kain maka penisbatannya kepada suaminya akan merusak semua itu.

Kemudian ketika suami menisbatkan dirinya kepada bapaknya lalu apa kaitan istri dinisbatkan kepada bapak mertuanya ? Tentu ini adalah sesuatu yang menyimpang dari akal sehat dan kenyataan.

Tidak kita temukan dalam sunah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa istri dinisbatkan kepada suaminya, bahkan ini merupakan perkara baru yang tidak ditetapkan oleh syariat Islam, karena para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu para ibu kaum mukminin menikah dengan manusia yang paling mulia nasabnya namun tidak seorang dari mereka yang dinisbatkan kepada nama beliau shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan mereka semua masih dinisbatkan kepada ayah mereka meskipun kafir, demikian pula para istri sahabat radhiallahu anhum dan yang datang setelah mereka tidak pernah mengganti nasab mereka.

Kesimpulannya kita sebagai muslim yang memiliki jati diri, yang taat kepada Allah Ta'alaa dan mencontoh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendaklah menghindari hal-hal seperti ini karena adanya larangan tasyabuh dengan mereka apalagi biasanya hal itu hanya ditujukan untuk mencari sensasi.

Wallahu A'lam