Oktober 20, 2010

AH, YANG PENTING KAN HATINYA !!

Banyak syubhat (hal yang membuat ragu) yang dilontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang ‘ngetrend’ dan biasa kita dengar adalah ” Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka ‘ngerumpi’ berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hatinya!” Lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya tadi.

Syubhat lainnya lagi adalah ” Lihat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk (rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..! Jadi yang wajib adalah menghijabi hati, kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berjilbab (hijab)!” Benarkah demikian saudariku,, ??

Saudariku,,,

Inilah Jawaban Kami atas Syubhat-syubhatmu itu…

Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memohon ampun atas kebodohan atau kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan, maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik, maka tengoklah disekitar kita, yaitu orang-orang yang beragama selain Islam. Lihatlah dengan seksama, ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut perkataannya, dermawan, bijaksana, dan lain sebagainya. Apakah saudari (ukhti) setuju untuk mengatakan bahwa mereka adalah muslim? Tentu akal saudari akan mengatakan “TIDAK!” karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk Islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang Islam. Tentu saudari muslimah akan sependapat dengan kami bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang nampak (dzahir) dari orang itu. Artinya, kita bisa mengatakan orang tersebut muslim, jikalau ia melaksanakan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat, serta yang lainnya.

Lalu bagaimana pendapatmu ketika saudari (ukhti) melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah ukhti bisa menebak wanita itu muslimah ataukah non-muslimah? Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non-muslimah lainnya. Ada kaidah dasar fiqih yang mengatakan “alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu ‘ala llah” artinya, hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah kepada Allah.

Rasanya tidak ada yang bisa meragukan kesucian hati istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam (ummahatul mukminin), begitupula istri-istri Sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat tentang hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna[1], tak ada satupun riwayat yang menjelaskan bahwa mereka menolak perintah Allah Ta’ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka.

Apa yang ingin saudari katakan? Sedangkan mengenai hadits di atas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits di atas ada sambungannya. Lengkapnya adalah sebagai berikut:

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian “[2]

Hadits di atas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian.” (HR.Muslim (2564/34)).

Maksud dari “tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian” yaitu bahwa sesungguhnya yang Allah nilai dari hamba-Nya adalah hati dan perbuatannya. Bukan hanya hatinya saja atau perbuatannya saja. Apabila hanya hati yang diutamakan, pasti akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat lima waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar zakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para Sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, padahal mereka adalah sebaik-baik manusia di atas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal. Perhatikanlah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya. Urwah bin Zubair Radhiyallahu ‘anhu misalnya, ayahnya adalah Zubair bin Awwam, ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu ‘anha (istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam). Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia, maka jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya akan tetapi ia masih giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat.

Aduhai,..betapa lalai dan bodohnya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan. Padahal hati kita TIDAK LEBIH BAIK dibandingkan dengan generasi pendahulu (Salafush Shalih) yaitu para Sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam.

Sekarang kami yang akan bertanya kepada ukhti: “Apakah yang akan saudari katakan saat ditanya oleh Allah Ta’ala tentang jilbabmu sedangkan disaat masih hidup sampai kematian menjemput, saudari belum juga berjilbab???”

Penulis naskah asli: Ummu Raihanah

Oktober 13, 2010

Do'a dan Dzikir Mohon dihilangkan Sakit atas Penyakit yang diderita (Contoh : Kanker, Tumor, DBD, dlsb)

“Ya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, saya terima kondisi saya yang terkena penyakit KANKER ini sepenuh hati, walaupun saya sudah sering Engkau uji dengan berbagai penyakit sebelumnya, tapi saya selalu berusaha ikhlas untuk menerimanya ya Aallah, maka terimalah saya sepenuhnya ya Allah...."

"Ya Allah Ghfuurur Rohiim, saya ma’afkan kondisi saya yang sakit Kanker ini, saya maafkan hadirnya penyakit Kanker ini, sebab penyakit Kanker ini juga adalah makhluk ciptaanMu yang sedang bertamu padaku, maka dari itu ma’afkanlah saya, ampunilah saya, angkatlah kotoran di hati saya, angkatlah penyakit dari diri saya, bersihkanlah jiwa saya, dan rahmatilah saya"

"Ya Allah Yang Maha Menguasai Segala Sesuatunya, saya lepaskan semua rasa memiliki dan rasa menginginkan yang ada pada diri saya, sebab semua hanyalah titipan dariMu, saya pun ingin sembuh tapi saya lepaskan keinginan ini hanya padaMu, maka lepaskanlah saya dari rasa sakit ini"

"Ya Allah yang Maha Berkehendak dan Menggerakkan alam semesta, saya serahkan sepenuhnya kepadaMu urusan rasa sakit ini, maka serahkanlah kepadaku solusi terbaik dariMu, dan jadikanlah sakit ini sebagai tahap awal saya bertaqorub kepadaMu, maka berilah hamba petunjukMu dan kuatkanlah hamba bersama petunjukMu, sebab hanya Engkaulah yang mampu memberikan petunjuk dan kepadaMulah saya bertawakkal sepenuhnya”.

"Ya Allah Yang Maha Penggugur dosa dan Maha Penyembuh, gugurkanlah berbagai dosaku dengan sebab hadirnya penyakit ini, jadikanlah sakit ini hanya bagian dari teman yang sedang bertamu di dunia saja yang sifatnya sementara, sehingga hilangkan rasa sakit bagiku di akhirat kelak, sehingga kalaulah sakit ini adalah sebagai washilah aku bertemu kehadiratMu maka izinkan aku kembali padaMu dengan jiwa yang sudah engkau bersihkan dalam rahmatMu, tapi jika engkau berkenan menyembuhkannya maka sembuhkanlah aku dengan tidak lagi meninggalkan rasa sakit, sebab Engkaulah Sebaik-baiknya Penyembuh. Amien"

Lalu iringi statement ini dengan dzikir istighfar yang banyak. Simak uraian berikut dan nikmati tahapan istighfarnya.

Nabi shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Penghulu Istighfar (Sayyidul Istighfar) ialah kamu berkata: "Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wawa'dika mastatho'tu a'uudzubika min syarri maa shona'tu abuu-u laka bini'matika 'alaiyya wa abuu-u bidzanbii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta"

(artinya : Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilah selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku; dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

"Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapayang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga." (HR Bukhari)

Urutan Istighfar Cahaya Hati :

1. Membaca “Astaghfirullaahal ‘azhiim wa atuubu ilaiih” (aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan kepadaNyalah aku akan kembali) 33x

2. Membaca Dzikir Istighfar Asmaul Husna “Allahumma Innaka Antal Ghofuurur Rohiim, Ghofuurun Haliim, Ghofuurun Syakuur, ‘Aziizun Ghofuur, ‘Afuwwun Ghofuur, ‘Afuwwun Qodiir, Tawwaabun Hakiim, Tawwaabur Rohiim, Rohmaanur Rohiim” 10x

3. Membaca Sayyidul Istighfar (Mulai dari “Allahumma Anta Robbii ....s.d. ... Fa innaahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa Anta”) 10x

4. Membaca “Astaghfiruka wa atuubu ilaiik” (aku mohon ampun padaMu dan kepadaMulah aku akan kembali) 10x

5. Membaca “Hasbunallaahu wani’mal wakiil, ni’mal maula wani’man nashiir” (Cukup Allah bagiku sebagai pelindung dan penolong, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong) 10 x

6. Membaca “Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim” (Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas izin/pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung)” 10 x

Keterangan : Jumlah frekuensi bacaan dzikir adalah relatif, semakin banyak semakin baik selama bisa dibaca fokus sepenuh hati.

Wallahu alam.

Kz

September 29, 2010

Saat Kematian Memberi Salam Padaku

Aku tertegun ketika melihat sosok dengan wajah pucat dan disumpal dengan kapas pada mulut, hidung, dan telinganya. Yang terbujur kaku dihadapanku. Diselimuti dengan kain berlapis. Dia begitu mirip denganku. Di sekelilingnya orang-orang terisak sambil membacakan surat Yaasin untuknya. Seorang perempuan yang mirip ibuku menangis tersedu-sedu ketika membuka kain penutup mukanya. Lalu dua perempuan lain yang sebaya dengannya menenangkan dia. Dan di sekitar rumahnya ada orang-orang yang menyesali kematiannya yang dianggap begitu cepat. Ada orang yang tidak percaya kalau dia telah wafat. Ada orang yang merasa kasihan pada dia dan keluarga yang ditinggalkannya. Suasana disitu begitu riuh oleh isak para pelayat. Di teras rumahnya seorang bapak menahan tangis lirih airmatanya. Dia mencoba terlihat tegar meski sebenarnya hatinya begitu lemah untuk menerima kenyataan yang ada. Disampingnya seorang temannya mencoba menemaninya, dan hal itu agak meringankan kesedihannya. Dia masih ingat, ketika dulu anaknya yang masih TK memenangkan lomba menggambar tingkat provinsi dan tentang cita-cita anaknya yang ingin menjadi presiden, dia begitu bangga. Betapa anaknya itu akan tumbuh menjadi sosok yang sangat luar biasa. Tak pernah dia berpikir kalau semua itu akan pupus pada usia anaknya yang masih 18 tahun. Sungguh tragis.

Tiba-tiba, sesuatu yang aneh bergerak dalam kepalaku. Ada sesuatu. Ini seperti rumahku. Hey !! Aku ingat, Aku kenal orang-orang ini. Perempuan yang menangis ketika membuka kain penutup muka itu adalah ibuku, dan bapak itu, itu adalah bapakku. Dan jasad yang terbaring itu, itu jasadku. Aku bingung. Benar-benar bingung. Aku sudah mati? Tidak! Ini pasti mimpi. Yah, ini pasti mimpi.

Lalu tiba-tiba aku merasa panas pada tubuhku. Sangat panas, lalu kemudian perlahan-lahan mulai sejuk. Seketika itu muncul sesosok laki-laki bercahaya dan berwajah tampan yang mengenakan jubah putih serta sorban yang juga berwarna putih di kepalanya. Dia menghampiri diriku.

“siapa gerangan tuan?” tanyaku kebingungan. “aku adalah amalmu yang akan menemanimu dalam kuburmu.” jawabnya, lalu ia tersenyum padaku.

Aku masih bingung.

Lalu di halaman rumahnya, terdapat sebuah pagar kain yang berbentuk segi empat 3X3 m, sepertinya itu adalah tempat bekas untuk memandikan jasadku. Tanahnya masih basah. Didalamnya masih terdapat sebuah altar yang beralaskan gedebong pisang. Aroma sabun masih menyengat di dalamnya. Di situlah jasadku dimandikan, di wudhukan sampai bersih dari segala najis dan kotoran.

Semakin banyak orang yang berdatangan mengucapkan belasungkawa. Ada yang hanya melihat saja, ada yang ikut sibuk mempersiapkan kain kafan dan lain-lain. Semua perabot di ruang tamu dikeluarkan. Lalu tak berselang lama, enam orang pria dengan tubuh kekar datang sambil memanggul sebuah keranda mayat. Orang-orang yang menghalangi jalan segera minggir. Lalu keranda itu diletakkan dipinggir jasadku. Setelah semua selesai membaca surat Yaasin untukku, jasadku dikafani dan diletakkan pada keranda itu, kemudian orang-orang yang ku kenal yang adalah tetanggaku mengangkat keranda itu dan membawanya ke masjid terdekat dengan rumahku untuk dishalati. Di belakang para pengangkat keranda itu ada sepupuku, hafid, dia memegang payung hitam yang gagangnya disambung dengan tongkat yang biasa digunakan untuk kegiatan Pramuka. Setelah dishalati, seorang kiai yang masih ada hubungan darah dengan bapakku mulai berdoa dan berpidato meminta keikhlasan dari orang-orang yang ku kenal. “…. barang kali almarhum punya sangkutan mohon diikhlaskan. Bagi yang sangkutannya cukup besar dan tidak ikhlas jika merelakannya silahkan ungkapkan saja sekarang, agar almarhum merasa ringan di alam sana.”

Setelahnya, keranda yang berisi jasadku itu diantar menuju pekuburan terdekat. Di sana sudah disiapkan liang kubur untuk jasadku dengan ukuransekitar 2X1,5 meter dan kedalaman sekitar 2 meter. Iring-iringan orang yang mengantar kepergianku begitu banyak. Sampai ada yang tidak aku kenal sama sekali. Dan diantara orang-orang itu ada teman-temanku yang ikut mengantar jasadku. Dan hampir semua teman-teman perempuanku menangis, diantaranya adalah gadis yang sangat aku cintai. Yah, dialah pujaan hatiku, Fatimah az-Zahra. Namanya mirip dengan putri Rasulullah, dan dia begitu cantik. Dialah satu-satunya gadis yang ada di dalam hatiku. Meski aku tidak pernah mengungkapkan cintaku padanya secara terang-terangan, tapi dia tahu aku sangat mencintainya. Dan akupun tahu dia juga mencintaiku. Dan sungguh sangat ironis melihat cinta kami terpisahkan oleh maut.

Sampai disana, jasadku dikeluarkan dari keranda, dan di dalam liang kubur itu sudah bersiap-siap orang-orang yang akan menerima jasadku untuk mereka letakkan di tempat peristirahatan terakhirku. Dan setelah doa dan azan dikumandangkan, secara perlahan tanah kuburan itu diletakkan pada jasadku, sampai akirnya tenggelamlah jasadku di tanah itu. Jasadku terkubur disitu. Kemudian pak kiai membacakan doa lagi untukku. Dan orang-orang mulai beranjak pergi meninggalkan kuburku. Satu per satu mereka pergi. Mulai dari orang-orang yang tidak aku kenal, para tetangga, teman-temanku– juga Fatimah az-Zahra–, keluarga dekatku, dan disitu hanya tersisa ibu dan bapakku. Ibuku masih terisak-isak, sedangkan bapakku mencoba tegar dan menenangkan ibuku. Ingin rasanya aku memanggil mereka berdua, tapi itu sia-sia.

Akirnya sepi, tempat itu menjadi sepi. Hanya gundukan tanah yang masih basah yang dimana jasadku bersemayam didalamnya. Kini aku sudah mati. Mungkin untuk beberapa hari aku masih diingat dan masih banyak orang yang berkunjung ke rumahku, tapi itu tidak akan lama. Pasti aku akan dilupakan. Aku tahu itu. Waktulah yang akan menjawabnya.

Selamat jalan untuk diriku yang telah wafat. Selamat tinggal untuk kedua orang tuaku, keluarga besarku, teman-temanku, guru-guruku, tetanggaku, dan selamat tinggal Fatimah az-Zahra gadis impianku. Semoga kau temukan pendamping hidup yang setia seperti Ali bin Abi Thalib. Aku mencintaimu, aku mencintai kalian semua. Innalillahi wa inna illahi rojiun………….

Allah SWT telah berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

“Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-Nahl: 61)

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang ajal/waktunya.” (Al-Munafiqun: 11)

Wahai betapa meruginya seseorang yang berjalan menuju alam keabadian tanpa membawa bekal. Janganlah engkau, wahai jiwa, termasuk yang tak beruntung tersebut. Perhatikanlah peringatan Rabbmu:

وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

“Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan ayat di atas dengan menyatakan, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya kalian kepada Rabb kalian.” (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 1388)

Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal kala kematian telah datang karena tiada berbekal, lalu engkau berharap penangguhan.

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’.” (Al-Munafiqun: 10)

Karenanya, berbekallah! Persiapkan amal shalih dan jauhi kedurhakaan kepada-Nya! Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Semoga Bermanfaat…



· · Bagikan

Obat Ujub

Berkata Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah tentang obat ujub :

“Apabila kamu mengkhawatirkan ujub terhadap amalanmu, maka perhatikanlah; ridho siapa yang kamu cari?, pahala siapa yang kamu harapkan?, hukuman siapa yang kamu takutkan?, kesehatan dan nikmat mana yang kamu syukuri?, dan bencana apa yang kamu ingat?. Sesungguhnya apabila kamu berfikir tentang salah satu dari beberapa perkara ini, pasti menjadi kecil di matamu amalanmu.”

(Ma’alim Fit Tarbiyah Wad Dakwah, Mawa’idh Al-Imam Asy-Syafi’i, Penyusun Sholih Ahmad Asy-Syami, hlm 9, Maktabah Syamilah)

Penjelasan:

Ujub adalah sifat yang tercela dan dibenci Allah, yaitu seseorang yang bangga terhadap dirinya dan amalnya.

Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah memberikan lima resep untuk mengobati sifat ujub tersebut:

1. Dalam beramal tentu seseorang mencari ridho Allah, dan dia tidak akan mendapatkan ridho Allah apabila ujub terhadap amalnya.

2. Dalam beramal tentu seseorang mengharapkan pahala Allah, dan dia tidak akan mendapatkan pahala Allah apabila ujub terhadap amalnya.

3. Dalam beramal tentu seseorang mengharapkan selamat dari hukuman Allah, dan dia tidak akan selamat dari hukuman Allah apabila ujub terhadap amalnya.

4. Semua amal kita apabila dibandingkan dengan nikmat yang diberikan Allah kepada kita tentu masih lebih banyak nikmat Allah yang kita terima yang harus kita syukuri, padahal kita tidak akan mampu mensyukuri nikmat-nikmat tersebut dengan sebenarnya. Lalu apa yang kita banggakan dari amal kita ?.

5. Berapa banyak bencana yang kita diselamatkan Allah darinya, padahal amal kita tidak seberapa dibanding bencana-bencana yang kita diselamatkan darinya. Lalu apa yang kita banggakan dari amal kita ?

Kalau kita renungkan salah satu dari lima resep tersebut pasti akan hilang dari kita sifat ujub yang tercela itu…

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat

Katakanlah Dalam Hatimu …

JADILAH MANUSIA PALING BAIK DI SISI ALLOH.

JADILAH MANUSIA PALING BURUK DALAM PANDANGAN DIRIMU SENDIRI. JADILAH MANUSIA BIASA DI HADAPAN ORANG LAIN.

Bila engkau bertemu seseorang, hendaknya engkau memandang dia itu lebih utama daripada dirimu, dan katakanlah dalam hatimu:

“BOLEH JADI DIA LEBIH BAIK DI SISI ALLAH DARIPADA DIRIKU, DAN LEBIH TINGGI DERAJATNYA.”

Jika dia orang yang lebih kecil dan lebih muda usianya daripada dirimu, maka katakanlah dalam hatimu:

BOLEH JADI ORANG INI TIDAK BANYAK BERBUAT DOSA KEPADA ALLAH, SEDANGKAN AKU ADALAH ORANG YANG TELAH BANYAK BERBUAT DOSA. MAKA TIDAK DIRAGUKAN LAGI KALAU DERAJAT DIRINYA JAUH LEBIH BAIK DARIPADA AKU.”

Bila dia orang yang lebih tua, maka hendaknya engkau mengatakan dalam hati:

“ORANG INI TELAH LEBIH DULU BERIBADAH KEPADA ALLAH DARIPADA AKU.”

Jika dia orang yang ‘alim, maka katakan dalam hatimu:

“ORANG INI TELAH DIBERI OLEH ALLAH SESUATU YANG TIDAK BISA AKU RAIH, TELAH MENDAPATKAN APA YANG TIDAK BISA AKU DAPATKAN, TELAH MENGETAHUI APA YANG TIDAK AKU KETAHUI, DAN TELAH MENGAMALKAN ILMUNYA.”

Bila dia orang yang tidak mengerti, maka katakan dalam hatimu:

“ORANG INI DURHAKA KEPADA ALLOH KERENA KETIDAKMENGERTIANNYA, SEDANGKAN AKU DURHAKA KEPADA-’NYA’ PADAHAL AKU MENGETAHUINYA. AKU TIDAK TAHU DENGAN APA UMURKU AKAN ALLOH AKHIRI ATAU DENGAN APA UMUR ORANG YANG KURANG MENGERTI ITU AKAN ALLOH AKHIRI (APAKAH DENGAN HUSNUL KHOTIMAH ATAU DENGAN SU’UL KHOTIMAH).”

Bila dia orang kafir, maka katakan dalam hatimu:

“AKU TIDAK TAHU, BISA JADI DIA AKAN MASUK ISLAM, LALU MENYUDAHI SELURUH AMALANNYA DENGAN AMAL SHOLIH, DAN BISA JADI AKU TERJERUMUS MENJADI KAFIR, LALU MENYUDAHI SELURUH AMALANKU DENGAN AMAL YANG BURUK (na’udzubillaahi min dzalik).”

Semoga bermanfaat…..

PESAN ROH KEPADA MANUSIA

Apabila roh keluar dari jasad, ia akan berkata-kata dan seluruh isi alam yang ada di langit atau bumi akan mendengarnya kecuali jin dan manusia. Apabila mayat dimandikan, lalu roh berkata : “Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah untuk melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan sebab pada saat ini aku beristirahat daripada seretan malaikat maut”.

Selepas itu, mayat pula bersuara sambil merayu: “Wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menuangkan airmu dalam keadaan panas. Begitu juga jangan menuangnya dengan air yang dingin kerana tubuhku terbakar apabila terlepasnya roh dari tubuh”. Apabila dimandikan, roh sekali lagi merayu : “Demi Allah, wahai orang yang memandikan jangan engkau menggosok aku dengan kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh”.

Setelah dimandi dan dikafankan, telapak kaki mayat diikat dan ia pun memanggil-manggil dan berpesan lagi supaya jangan diikat terlalu kuat serta mengafani kepalanya karena ingin melihat wajahnya sendiri, anak-anak, isteri atau suami buat kali terakhir kaena tidak dapat melihat lagi sampai Hari Kiamat. Sebaik keluar dari rumah lalu ia berpesan : “Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meninggalkan isteriku menjadi janda. Maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim dan janganlah kalian menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari itu aku telah keluar dari rumahku dan aku tidak akan dapat kembali kepada mereka buat selama-lamanya”.

Sesudah mayat diletakkan pada pengusung, sekali lagi diserunya kepada jemaah supaya jangan mempercepatkan mayatnya ke kubur selagi belum mendengar suara anak-anak dan sanak saudara buat kali terakhir. Sesudah dibawa dan melangkah sebanyak tiga langkah dari rumah, roh pula berpesan: “Wahai Kekasihku, wahai saudaraku dan wahai anak-anakku, jangan kamu diperdaya dunia sebagaimana ia memperdayakan aku dan janganlah kamu lalai ketika ini sebagaimana ia melalaikan aku”. “Sesungguhnya aku tinggalkan apa yang aku telah aku kumpulkan untuk warisku dan sedikitpun mereka tidak mau menanggung kesalahanku”. “Adapun didunia, Allah menghisab aku, padahal kamu berasa senang dengan keduniaan. Dan mereka juga tidak mau mendoakan aku”.

Ada satu riwayat dari Abi Qalabah mengenai mimpi beliau yang melihat kubur pecah. Lalu mayat-mayat itu keluar dari duduk di tepi kubur masing-masing. Bagaimanapun tidak seorang pun ada tanda-tanda memperolehi nur di muka mereka. Dalam mimpi itu, Abi Qalabah dapat melihat tetangganya juga dalam keadaan yang sama. Lalu dia bertanya kepada mayat tetangganya mengenai ketiadaan nur itu. Maka mayat itu menjawab: “Sesungguhnya bagi mereka yang memperolehi nur adalah karena petunjuk daripada anak-anak dan teman-teman. Sebaliknya aku mempunyai anak-anak yang tidak soleh dan tidak pernah mendoakan aku”. Setelah mendengar jawaban mayat itu, Abi Qalabah pun terjaga. Pada malam itu juga dia memanggil anak tetangganya dan menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi mengenai bapak mereka. Mendengar keadaan itu, anak-anak tetangga itu berjanji di hadapan Abi Qalabah akan mendoa dan bersedekah untuk bapaknya. Seterusnya tidak lama selepas itu, Abi Qalabah sekali lagi bermimpi melihat tetangganya. Bagaimanapun kali ini tetangganya sudah ada nur dimukanya dan kelihatan lebih terang daripada matahari.

Baginda Rasullullah S.A.W berkata: "Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi: “Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail A.S. Akan menebarkan sayapnya yang di sebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada di sekelilinginya. Ini adalah karena sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril A.S.” Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail A.S. akan menebarkan sayap di sebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah karena terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya. Dari sebuah hadis bahwa apabila Allah S.W.T. menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata:

“Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah S.W.T.” Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali kepada AllahS.W.T .dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu. Lalu Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud:

“Wahai malaikat maut, kamu cabutlah ruhnya dari arah lain.” Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut pun cuba mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak yatim dan keluar penulisan ilmu. Maka berkata tangan: Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu pengetahuan.” Oleh karena malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka malaikat maut cuba pula dari arah kaki.

Malangnya malaikat maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata: Tidak ada jalan bagimu dari arah ini karena kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu.” Apabila gagal malaikat maut, mencabut roh orang mukmin dari arah kaki, maka malaikat maut coba pula dari arah telinga.

Sebaik saja malaikat maut menghampiri telinga maka telinga pun berkata: Tidak ada jalan bagimu dari arah ini karena telinga ini senantiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir.” Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata: “Tidak ada jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini senantiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan mata ini senantiasa menangis karena takutkan Allah.” Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah S.W.T. Kemudian AllahS.W.T. berfirman yang bermaksud: “Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu.” Sebaik saja mendapat perintah AllahS.W.T. maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan menunjukkan AsmaAllah S.W.T.

Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya kepada AllahS.W.T maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang. Abu Bakar R.A.telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari jasad. Maka berkata Abu Bakar R.A: “Roh itu menuju ketujuh tempat:

1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.

2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.

3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.

4. Roh para syuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.

5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.

6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.

7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka disiksa beserta jasadnya hingga sampai hari Kiamat.”

Telah bersabda Rasullullah S.A.W: Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya:

1. Orang-orang yang mati syahid.

2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan Ramadhan.

3. Orang berpuasa di hari Arafah.

Wallohua’lam

3 Hal yang merupakan Sumber Segala Dosa

Nabi SAW bersabda, ”Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan, karena keangkuhan menjadikan iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus), karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati, karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati.” (HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud).

Jiwa manusia diliputi oleh sifat takabur pada saat manusia merasa memiliki kelebihan, baik berupa ilmu pengetahuan, harta benda, ataupun jabatan. Dalam keadaan seperti ini, setan tidak akan tinggal diam, dia akan membisikkan dan memasang perangkap untuk menjerumuskan manusia dengan melakukan tindakan yang tidak terpuji. Seperti, mencela, menghina, dan merendahkan orang lain.

Sifat kedua yang diingatkan pada kita untuk mencermatinya adalah sifat tamak (rakus). Sering kali kita melihat betapa rakusnya manusia dalam mempertahankan apa yang sedang dalam genggamannya, baik berupa harta, kekuasaan, ataupun kedudukan. Sama sekali ia tidak mau berbagi dan hanya mau dinikmati sendiri. Ia tidak pernah merasa cukup dan tidak pernah bersyukur atas apa yang diperolehnya.

Padahal, Allah SWT menjanjikan dan mengingatkan berulang kali kepada manusia bahwa sekecil apa pun perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan sia-sia. ”Barang siapa yang mau berbuat baik walau sebesar biji dzara pun Allah SWT akan membalasnya. ” (QS Alzalzalah [99]: 7).

Ketiga, hasud atau iri hati. Dengki atau iri hati adalah perasaan tidak rela atau tidak suka melihat orang lain mendapatkan kebaikan atau kenikmatan. Ketika dalam diri manusia telah tertanam sifat dengki, ia akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan orang yang ia dengki. Ia tidak senang melihat orang lain sukses, pintar, hidup bahagia, dan lebih kaya darinya. Sikap seperti ini akan menghapus segala bentuk kebaikan yang selama ini ia peroleh. Perbuatan baiknya akan sia-sia karena dalam dirinya terdapat sifat iri hati.

Takabur, tamak, dan hasud merupakan tiga perangai buruk yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang tidak terpuji. Karena itu, Rasulullah SAW selalu mengingatkan kepada kita untuk menjauhi tiga hal yang menyebabkan manusia terjerumus dalam tipu daya setan.

September 20, 2010

Hidup = Pilihan

Hidup adalah pilihan.

Memilih untuk menjadi manusia yang baik atau sebaliknya.

Memilih untuk bahagia atau celaka.

Memilih untuk masuk surga atau neraka.

Alhamdulillah jika kita memilih untuk beriman.

Supaya di dunia bahagia & insyaallah wafat masuk surga. aamiin

Tapi saudaraku, iman itu tidak hanya pengakuan di bibir saja.

Tapi juga butuh pembenaran dari hati & aplikasinya dalam bentuk perbuatan anggota badan.

Iman memang perlu bukti, yaitu beramal sholeh.

Makanya tidak boleh ada kamus hidup orang yang ngaku beriman :

Kata MALAS atau sholatnya masih bolong-bolong.

Berani sama orang tua, pelit beramal, tidak pernah baca Al-Qur'an dll.

Sekali lagi, jangan cuma ngaku beriman dong !

Tapi buktikan !

Dengan apa ?

Ya dengan beramal sholeh dengan ikhlash & sungguh-sungguh.

Setuju ?!


GAMBARAN SURGA POSTING BY NADIA SALEH ALATAS


Sahabat fillah, Selama ini tujuan hidup kita adalah mencari RidhoNya Allah, agar kita bisa masuk surga. Memang ada beberapa tingkatan iman, ada yang beramal karena, mengejar pahala, ada yang beramal ingin masuk surga, ada yang beramal karena hanya ingin patuh pada Allah, tentunya memang tingkat tertinngi adalah beramal tanpa menghiraukan iming iming dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Tapi buat yang ingin mengharap surgaNya Allah itupun tidak salah sama sekali, karena SURGA yg dijanjikan Allah benar benar nyata dan memang Janji Allah kepada orang orang yang beriman, seperti beberapa firmanNya dalam Al Qur'an :

Al-baqoroh 25

Artinya :

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

Annisa 122

Artinya :

Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?

Al buruj 11

Artinya :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.

Sahabat,...

Bagi mereka yang iman dan beramal sholeh akan mendapatkan surga-surga Allah, bahkan ada yang meriwayatkan 1 orangpun mampu memiliki surga lebih dari satu surga, karena diceritakan bahwa surga mempunyai pintu-pintu [8] pintu. Allah mensifati surga antaralain dikebun-kebun surga akan mengalir bermacam-macam sungai, berbagai makanan untuk mereka penghuninya, mereka setiap disuguhkan buah-buahan mereka berkata “ini seperti yang kita lihat didunia”, akan tetapi setiap mereka makan berbeda rasanya meski rupanya sama, semua enak sehingga mereka tidak bisa menetukan yang mana yang lebih baik, mereka juga akan mendapat suami-suami dan istri-istri dan mereka suci bersih tidak seperti didunia ini yang kotor dan dusurga tak terbatas oleh waktu kekal abadi kenikmatannya.

Kalau kita membaca alquran banyak cerita mengenai kenikmatan surga ada bidadari, anak-anak kecil yang lucu, perabotan surga, kebun-kebunnya, sungai, dan sutra yang dikenakan, makanan apa yang disajikan Allah, bermacam-macam minuman mereka, disurga tidak ada lagi yang mengganggunya dengan ucapan-ucapan yang tidak enak dikuping, tapi kelak ada nikmat yang paling mahal dari semua yang ada ditaas adalah kelak disurga akan memperoleh kerelahan Allah inilah nikmat yang terbesar.

Nikmat didalam surga Allah

1. Allah menyebutkan disurga ada wanita, yang mereka cintai karena naluri kita ialah menyayangi Wanita dan itu sudah ada didalam Alquran, bidadarinya indah perangainya cantik wajahnya, yang diletakkan ditempat-tempat yang mulia, yang bisa melihat hanya yang diizinkah oleh Allah, mereka belum pernah tersentuh oleh siapapun karena hanya disiapkan untuk orang yang beramal sholeh, bidadari disana selamanya gadis meski telah disentuh dan digauli oleh suaminya, umurnya selalu ABG selalu bersikap mesra sekali, manja dengan suaminya.

Allah mensifati lagi bidadari yang penampilannya bagaikan permata-permata yang menyilaukan mata, terjaga warnanya indah, dan wanita-wanita disana suci dan bersih baik itu fisiknya maupun perangainya, tidak pernah terkena kotoran-kotoran misalnya Haid, nifas dll. Mereka juga mempunyai ungkapan-ungkapan indah yang belum pernah didengar oleh manusia didunia yang kurang lebih seperti berikut ini : “Kami yang akan kekal selamanya tidak akan pernah mati” “Kami yang selalu ramah tamah lembut tak akan pernah sama sekali bersikap kasar” “Kami yang akan tetap tinggal bersama kalian tidak pernah akan meninggalkan kalian” “Kami yang hanya menerima saja tanpa pernah meminta” “Sungguh bahagia orang yang beramal beriman dan sholeh yang diciptakan untuk kami begitu juga kami yang bahagia telah diciptakan kepada orang yang beriman dan beramal sholeh” “Kami adalah para bidadari bila kami sedikit saja ditampilkan dibumi seluruh mata tidak akan pernah mampu menatap cahaya kami”

2. Nikmat kedua yang ada disurga Allah. Ada anak-anak kecil yang siap melayani seluruh penghuni surga, mereka selalu mengikuti penghuni surga dan siap untuk diperintah, anak-anak kecil itu lucu selamanya tidak akan pernah tua dan selalu berada di sekeliling. Bila kita melihat anak-anak itu maka seakan-akan bagaikan permata yang tertata rapi karena keindahanya dan ketampanannya.

3. Tempat tinggalnya Salah satu contoh dalam Qs Ali imron ialah ”luasnya adalah langit semua 7 dan bumi ini 1 untuk seorang mukmin karena kita adalah tamu Allah yang Ghofurur rokhim” maka itu cepet-cepat memperoleh pengampunan Allah dan cepet-cepetlah datang kepada surga Allah yang luasnya antara langit dan bumi.

Perabotnya Surga:

Hidangannya ketika disajikan panci-panci dan cawan-cawannya dari emas enak dipandang dan abadi disana bukan terbuat dari plastik dan aluminium, gelasnya bagaikan perak yang nampak didalamnya gelasnya, gelas-gelas sudah ditatarapi tidak perlu kita cari harus kedapur dahulu melainkan kapan saja kita bisa mencarinya, ada batal-bantal kecil ditatarapi, permadani dihamparkan dengan rapinya, Tempat tidur ditatarapi juga ini hanya untuk mukmin ini adalah perangkat kita disurga. Maka dari ini rosul SAW pernah bersabda “hai mukmin kalian punya harga jangan pernah mau iman kalian dibeli kecuali dengan surga Allah” Akan tetapi hakekat yang sebenarnya jauh dari apa yang kita bayangkan sekarang. Surga itu keindahannya tidak akan pernah kita dengar, kita rasakan, dan kita lihat ini cuman ibarat saja karena ini yang sering kita lihat di dunia biar lebih mudah untuk memahaminya.

4. Sungai yang mengalir:

Kalau kita membaca surat muhammad akan menemukan ada 4 sungai yang mengalir di surga; a. Air yang tak akan pernah berubah rasa, warna dan baunya b. Susu yang tak akan pernah berubah rasa, warna c. Dari arak tetapi enak bagi peminumnya lezat tidak seperti didunia ini d. Sungai dari madu yang jernih Mata air ini keluar dari kalimat Mim nya bismi, dari huruf “ha” nya Allah, mim keluar dari mim nya ar-rohman, dan mim dari ar-rokhim, alirannya sungai akan lembali ke telaga al-kausar dan dimanapun mereka mengiginkan sungai itu dimanapun ia berada akan dijumpai tidak usah keluar.

5. Pakaian Penghuni Surga

Baju mereka dari surta warnanya hijau lembut sekali baik itu tipis maupun yang tebal dan ada bermacam gelang perak dan emas, beginilah penampilan mereka ahli surga tidak ada baju kusut disana, tidak ada baju yang panas tapi meski sutra yang tebal.

6. Apa Makanan mereka Penghuni Surga :

Allah selalu menyediakan buah-buahan dan daging yang mereka inginkan, ada rahasia besar dalam Alquran, Allah mendahulukan buah-buahan dulu baru daging kenapa tidak seperti dikaum-kaum barat mereka mendahulukan daging baru buah kemudian mereka mengkajinya dan akhirnya mendapat kesimpulan pencernaan ini kalau kita makan daging pencernaan susah mencerna dan butuh waktu lama jadi ini fungsi buah-buahan untuk memudahkan pencernaan. Bauh-buahan yang ada disurga ada kurma, delima, anggur. Setelah diteliti ternyata anggur kandungannya persis seperti A S I ibu karena itu Allah menyebutkan anggur saja dalam surat tertentu di alquran, ada juga buah yang tersusun rapi seperti pisang (untuk memudahkan pemahaman anggap saja pisang) dan seluruh buah ada disana.

Dalam surat waqiah buah-buahan berlimpah ruah tidak akan terputus tetapi tidak seperti didunia yang musiman.

Disana tidak ada larangan bagi yang memakannya tidak ada efek samping yang membahayakan semuanya bebas, dan kalau kita mengambil tidak pernah memerlukan tenaga padahal buah-buah itu letaknya tinggi-tinggi kalau mau memetiknya mudah pohonnya yang datang sendiri dan dipermudah, bahkan rosul SAW pernah bersumpah seorang penghuni surga sebelum kita memakan sampi masuk kemulutnya maka buah yang telah mereka ambil tadi akan terganti lagi dan tidak akan pernah habis, dan yang lebih nikmah ada dua macam buah meski bentuknya sama jenisnya kalau dimakan berbeda rasanya. Di dunia ada larangan Allah untuk makan tetapi tidak untuk surga didunia makan minumlah tapi jangan berlebihan waktu dimakan enak sesudah makan enak dan selalu enak.

Apa saja Minumannya apa? Minuman mereka ahli surga dari arak yang murni dan disegel supaya tidak akan pernah tersentuh yang lain sebelum yang mendapatkan dan segel tersebut wangi bagaikan kasturi, rasanya enak tidak seperti didunia ini yang segelnya baunya tidak enak bahkan bisa mengganggu peminumnya. Ada juga jahe tapi berbeda bukan seperti jahe disini pedes tidak enak melainkan enak dimakan dan enak dilihat ini namanya saja supaya kita lebih mudah memahaminya, Allah mensifati arak disurga tidak menyebabkan mabuk dan tidak akan pernah membuat orang ngomongnya ngawur, tidak menjadikan pusing kepala sehingga tidak membuat orang berkelahi disana.

7. Tidak akan pernah ada yang mengganggu menikmatinya

Apabila yang semua ini telah kita kita dapatkan tetapi masih terganggu dengan hal-hal yang mengurangi kenikmatannya disurga tidak ada omongan yang tidak enak menyakitkan, sehingga kita tak akan pernah mengganggu dan mendapat salam dari Allah Tuhan seluruh alam diberikan rizkinya dipagi hari dan sore hari, yang lebih enak lagi disana tidak ada masa habisnya sehingga mengganggu kita dalam menikmatinya Allah berfirman kekal abadi sarmadi disurga tidak ada batas waktu.

Penting. Kenikmatan didunia ini hanya ada dua macam pertama dia meninggalkan kenikmatan itu misalnya meninggal dunia padahal belum sempat menikmati semuanya atau yang kedua ia ditinggalkan kenikmatannya misal orang kaya jadi miskin orang sehat ditinggalkan kenikmatannya sementara disurga akan kekal abadi, disurga sudah tidak ada yang bersedih dan takut.

Terakhir kenikmatan surga yang paling indah dan termahal adalah memperoleh kerelaan Allah, hamba Allah yang mencintai Allah akan saatnya memperoleh ini yaitu Allah memberikan satu minuman yang dengan minuman ini membuat mereka suci keluar semua yang ada yang hanya adalah Allah ketika ia melihat segala sesuatu hanya ada Allah disana kerelahan Allah adalah kenikmatan yang diberikan oleh Allah yang paling besar.

Sesungguhnya nikmat surga itu belum pernah terlihat, terbayang dikepala, mendengar apa yang mereka dengar, semua yang ada diatas tadi cuman hakekatnya saja ini hanya sebagian kecil saja, pada hakekatnya jauh lebih dari apa yang disebutkan diatas. semuanya hanya sepintas saja yang digambarkan oleh alquran agar kita sedikit mampu membayangkan gimana kenikmatannya sehingga kita rindu pada surga Allah dan menjauhkan kita dari Neraka yang tidak ada sedikitpun rahmat Allah disana.

Ya Allah.. Catatlah nama kami dalam daftar orang yang dapat merasakan SurgaMu, Pastikan nama kami dalam kelompok orang2 yang bisa memasuki pintu surgaMu dari pintu yang manapun yang bisa kami masuki, catatlah kami sebagai hambaMu yang mendapat Syafaat dari Rasul kmi tercinta Sayyidina Muhammadin Shallallahu'alaihi wa sallam, kumpulkanlah kami bersama ibu bapak kami, saudara/saudari kami, kakek nenek kami, sahabat2 kami, juga kapada para anbiyaa, para syuhada,para sholihin dan para mujahidin.., amiin

20 September 2010





Agustus 31, 2010

SERI RAMADHAN HARI KE 21 "BOHONG"

Doa Hari ke 21

Ya Allah, berilah aku petunjuk menuju ridho-Mu,

jangan Kau beri setan jalan atasku,

dan jadikanlah surga sebagai tempat tinggal dan istirahat bagiku,

wahai Yang Memenuhi hajat orang-orang yang meminta.

Bohong adalah mengatakan tidak sebenarnya, Kebohongan merupakan salah satu bagian hidup manusia. Tidak mudah untuk mengenalinya karena ada banyak cara dalam melakukan kebohongan baik secara verbal maupun nonverbal. Berbohong biasanya tidak selalu buruk akibatnya, sedangkan menipu jelas bertujuan jelek bahkan jahat.

Terkadang demi sopan santun atau karena tuntutan norma-norma yang ada, orang sering mengatakan sebaliknya bukan apa adanya. Misalnya, tamu mengatakan masakan yang dihidangkan oleh tuan rumah enak sekali, padahal sebetulnya rasanya ngga karuan.

Berbohong banyak dilakukan untuk tujuan yang baik, sedangkan menipu banyak merugikan orang lain bertujuan jelek bahkan jahat. Berkata lain dari senyatanya adalah berbohong. Mengatakan pada pembeli bahwa batu akik yang dijual sebagai berlian adalah menipu.

Memang terlihat tipis perbedaan berbohong dan menipu, sebagai bahan referensi yang sangat akurat dan hakiki ada hadist menerangkan sebagai berikut :

“Saya tidak pernah mendengar Rasulullah Saw memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam 3 hal: [1] Orang yang berbicara dengan maksud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya (mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga)”. (HR. Muslim)\

Dari hadis di atas jelas sekali bahwa ada kondisi-kondisi tertentu seseorang diperbolehkan berdusta. Memang terdengar aneh jika seseorang dilarang mutlak berbohong., bagaimana jika di dalam peperangan seorang Muslim yang tertangkap diminta untuk membocorkan rahasia-rahasia negara oleh pihak musuh. Apakah sang Muslim akan tetap diam atau berkata jujur kepada pihak musuh? Bukankah jika si Muslim berbohong kepada pihak musuh maka itu akan merugikan mereka, atau paling tidak membuat mereka kehilangan waktu percuma? Kasus di atas juga bisa menjadi pengecualian tentunya.

Untuk menghindari kita tidak berbohong lebih baik kita diam atau tutup mulut, tetapi bagaimana tindakan kita apabila kita dibohongi oleh seseorang. Apakah kita perlu mengintrogasi atau mencari-cari kenapa orang tersebut membohongi kita atau kita biarkan mereka berbohong dan kita tetap menata hati untuk tidak terpengaruh dengan kebohongannya. Kita tidak akan merugi apabila kita tetap berfikiran positif walaupun kita dibohongi.

Menurut beberapa refensi kebohongan bisa terungakap melalui ekspresi wajah, gerak tangan atau tubuh, dan nada suara. Ketika berbohong, seseorang umumnya mengangkat bahu, mengedip-ngedipkan kelopak matanya, dahinya banyak berkerut, bibirnya banyak bergerak kebawah, sering menggeleng-gelengkan kepala, atau meringis sesaat sebelum menjawab pertanyaan, dengan cepat menunjukkan ekpresi muak, jijik, benci, atau malah kegirangan berlebihan untuk menyakinkan orang yang dibohongi. (Kompas).

Mengatakan dan melakukan yang sebenar-benarnya sesuai kenyataan (Jujur) adalah harta termahal dan sangat langka, terlebih di era global seperti sekarang. Kembali lagi “IMAN” yang berbicara, tatkala seseorang sedang berbohong/berdusta/menipu berarti tidak ada lagi iman.

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Almaidah : 8).

SERI RAMADHAN Hari ke-20 " Konsekuensi Iman"

Doa Hari ke 20

Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu surga

dan tutupkanlah pintu-pintu neraka (bagiku),

bimbinglah aku untuk membaca Alquran,

wahai Yang Menurunkan ketenangan pada hati orang-orang Mukmin



"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan "kami beriman" sedang mereka tidak diuji ?. Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka maka dengannya Allah akan mengetahui siapakah diantara mereka yang benar (imannya) dan agar Dia mengetahui orang-orang yang berdusta" (Al-Ankabut 2-3).

Ada beberapa ujian yang sesungguhnya merupakan konsekuensi dari ikrar keimanan seseorang, yakni :

1. Harus membenarkan semua yang datang dari Allah Ta'alaa. Orang mukmim harus sadar dan yakin bahwa segala yang datang dari Allah adalah haq, tidak boleh di dustakan sama sekali. Bila ada hal yang tampak tidak "logis" yakinilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, karena yang kita ketahui hanyalah sedikit.

2. Ketaatan kepada Allah dan Rasul dilandasi keyakinan bahwa Allah telah menyediakan balasan surga bagi orang yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Disamping itu Allah menjanjikan padanya dengan drajat yang mulia di sisi Allah, bersama para nabi, para shadiqin, syuhada dan orang-orang yang shalih.

3. Jika kalbu telah dipenuhi ruh iman, maka akan mendorong anggota tubuh untuk melakukan amal shalih dan serius menunaikan kewajiban. Orang mukmin menyadari bahwa amal shalih yang dilakukan sesungguhnya bukan sekedar kewajiban tetapi lebih kepada sebagai kebutuhan.

4. Iman belum dikatakan sempurna sebelum kewajiban terpenuhi dan larangan ditinggalkan. Prinsip yang mesti ditegakkan bahwa segala larangan Allah harus ditinggalkan tanpa reverse, tanpa tawar menawar. Sedangkan perintah Allah dilaksanakan dengan sungguh dan sesuai kemampuan.

5. Jika melakukan kesalahan seorang mukmin harus sesegera mungkin untuk bertaubat. Menyesali perbuatannya, tidak mengulangi nya, dan mohon ampun kepada Allah.

6. Amar ma'ruf nahi munkar merupakan konsekuensi iman dan karakter orang mukmin. Kita mesti menyadari bahwa orang-orang disekitar kita terkadang terbawa oleh budaya barat dan tidak senang dengan ajaran2 Isalm yang dianggap ketinggalan jaman.

Hubungan kekuatan iman dalam kalbu mukmin terukur pada sejauh mana kemauan dan kemampuannya dalam amar ma'ruf nahi munkar.

"Barangsiapa melihat kemunkaran, harus mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya.

SERI RAMADHAN KE 18 "MALU DAN IMAN"

Doa Hari ke18

Ya Allah, sadarkanlah aku untuk mendapatkan keberkahan di waktu sahur,terangilah hatiku dengan pelitanya,bimbinglah anggota tubuhku untuk mengikuti tanda-tandanya, demi cahaya-Mu, wahai Penerang hati orang-orang yang arif

IMAN DAN MALU

Dari Ibnu Umar rah,Rasulullah saw bersabda: malu dan iman berdampingan keduanya, apabila diangkat salah satunya maka yang satunya terangkat.(HR.Alhakim dan Al-baihaqy)

Ulama mendefenisikan malu dari segi bahasa merupakan suatu perubahan yang tampak pada seseorang dari takut akan aib –aib nya.

Sedangkan menurut istilahnya adalah akhlak yang muncul untuk menjauhi dari segala hal yang buruk dan mencegah dari sesuatu yang tidak benar pada seseorang.

Pada hadits ini dijelaskan bahwasanya malu berdampingan dengan iman sebagaimana dalam riwayat yang lain dikatakan, Rasulullah saw bersabda :

Malu merupakan sebagian dari Iman.(HR Muslim dan Tirdmidzi). adapun di jadikannya iman berdampingan dengan malu karena dengan iman seseorang beramal dengan kebaikan dan mencegahnya dari segala kemaksiatan.

Adapun yang dimaksud dalam hadits terangkat salah satunya karena salah satu darinya menyebabkan suatu amalan itu Sempurna, seseorang yang beriman tentu orang itu mempunyai rasa malu begitu juga seseorang yang mempunyai sifat malu karena dia beriman, seseorang yang melakukan zina, mencuri, mengambil hak orang lain, korupsi dan lain sebagainya, ia lakukan tanpa dengan rasa malu dan memang imannya hilang seketika, seseorang yang beriman tidak melakukan tindakan tersebut karena dia tahu meskipun manusia tidak melihatnya namun ada yang menyaksikan tindakan dan perbuatannya yaitu Allah swt.

Seseorang yang berjalan berdua yang bukan muhrimnya ataupun melakukan hal-hal yang tidak di ridhoi oleh Allah, seperti berpelukan dimuka umum yang bukan muhrimnya ataupun membuka auratnya di depan umum, maka seseorang itu dikatakan ia tidak mempunyai sifat malu terhadap apa yang ia lakukan karena malu adalah takut akan aibnya dilihat oleh manusia dan dia takut terhadap murkanya Allah swt,

Rasulullah saw bersabda:

"Apabila kamu tidak mempunyai rasa malu maka lakukanlah apa yang kamu inginkan"

dalam artian apabila seseorang itu tidak mempunyai rasa malu, maka seseorang itu mengerjakan sesuatu tanpa memandang dosa. karena ia tidak malu terhadap Allah apalagi terhadap manusia.


Seseorang yang menceritakan keburukannya terhadap orang lain, dengan rasa bangga bahwa dia telah melakukan perbuatan zina, merampok, minum-minuman keras, merampas hak orang lain dengan rasa bangga tanpa dia sadari dia telah membuka aib-aibnya dan dia tidak malu terhadap Allah yang telah menutup aib-aibnya, Rasulullah saw bersabda :

" setiap umatku akan diampuni kecuali yang menceritakan aib-aibnya, yaitu seorang laki-lakiyang melakukan dosa pada malamnya kemudian Allah menutup aib-aibnya, maka ketika paginya ia menceritakan kepada saudaranya bahwa ia telah melakukan dosa itu dan itu. Allah swt telah menutup aib nya akan tetapi dia yang membuka aibnya sendiri".


Akan tetapi sahabat bukanlah dari sifat malu itu kita malu bertanya terhadap suatu ilmu yang tidak kita ketahui, kita malu bertanya tentang suatu ilmu yang dapat memberikan suatu kepahaman dari suatu hukum islam yang wajib kita ketahui, "tidak ada malu dalam agama"

maksudnya adalah kita malu bertanya tentang suatu hukum apakah hukum thaharah baik laki-laki maupun wanita ataupun hukum-hukum islam lainnya. sehingga kita tidak terjebak dalam kebodohan yang menenggelamkan diri kita, kita malu bertanya tentang suatu hukum terhadap seseorang yang paham akan suatu hukum dikarenakan kita malu dikatakan bodoh olehnya.

Adapun ketika kita di tanya tentang suatu ilmu kemudian kita malu tidak bisa menjawab pertanyaan itu karena kita takut dikatakan ulama yang bodoh, ataupun seorang guru yang tidak mempunyai ilmu, kita takut tidak bisa menjawab dikarenakan malu terhadap ilmumu kemudian kita menjawab tanpa berdasarkan ilmu yang kita peroleh sehingga menyesatkan dan membohongi masyarakat. bukanlah hal ini dinamakan malu. karena para ulama-ulama yang sholeh dan para sahabat-sahabat Rasulullah saw ketika ditanyakan suatu ilmu yang tidak diketahui olehnya mereka tidak malu mengatakan "aku tidak tahu" karena barang siapa yang mengatakan sesuatu yang tidak dia ketahui dengan jawaban "aku tidak tahu" sungguh itulah suatu jawaban yang benar.dalam suatu hadits dikatakan :

" Sesungguhnya Allah swt tidak lah mencabut ilmu dengan melepaskannya dari dada-dada mereka akan tetapi Allah swt mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama-ulama sehingga tidak ada seseorangpun ulama, maka orang-orang pun mengambil seseorang pemimpin ataupun ketua yang bodoh maka ketika ditanyakan olehnya suatu persoalan maka pemimpin yang bodoh itupun berfatwa tanpa dengan ilmunya maka iapun menyesatkan dan tersesatlah manusia". (HR Al-Bukhari).

Wallahu'alam bisshowab......

SERI RAMADHAN HARI KE 19 " 10 CARA MENSUCIKAN HATI"

Doa Hari ke 19

Ya Allah, arahkanlah aku untuk

memperoleh bagian berkahnya (Bulan Ramadhan),

mudahkanlah jalanku untuk mendapatkan kebaikannya,

jangan Kau cegah aku dari menerima kebaikannya,

wahai Pemberi petunjuk pada kebenaran yang jelas.

Hati itu bagaikan kacamata. Kalau kita menggunakan kacamata yang bening, apa yang kita lihat akan tampak apa adanya. Yang putih akan jelas putihnya, yang coklat muda akan jelas warna aslinya. Namun kalau kita menggunakan kacamata hitam, apa yang kita lihat tidak akan sesuai aslinya. Yang putih akan kelihatan abu muda dan warna coklat muda akan menjadi coklat tua. Demikian juga hati, kalau hati jernih, kita akan melihat realita itu apa adanya, sementara kalau hati kita kotor atau hitam kita akan melihat realita itu tidak seperti sebenarnya.

Oleh karena itu, mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilan lahiriahnya tapi dari performa batiniah atau hatinya.

"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta-harta kamu tapi melihat hati dan perbuatanmu." (HR. Muslim)

Al Qurtubi berkata, "Ini sebuah hadits agung yang mengandung pengertian tidak diperbolehkannya bersikap terburu-buru dalam menilai baik atau buruknya seseorang hanya karena melihat gambaran lahiriah dariperbuatan taat atau perbuatan menyimpangnya.

Ada kemungkinan dibalik pekerjaan shaleh yang lahiriah itu, ternyata dihatinya tersimpan sifat atau niat buruk yang menyebabkan perbuatannya tidak sah dan dimurkai Allah SWT. Sebaliknya, ada kemungkinan pula seseorang yang terlihat teledor dalam perbuatannya atau bahkan berbuat maksiat, ternyata dihatinya terdapat sifat terpuji yang karenanya Allah SWT memaafkannya.

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan lahir itu hanya merupakan tanda-tanda dhanniyyah (yang diperkirakan) bukan qath'iyyah (bukti-bukti yang pasti). Oleh karena itu tidak diperkenankan berlebih-lebihan dalam menyanjung seseorang yang kita saksikan tekun melaksanakan amal saleh, sebagaimana tidak diperbolehkan pula menistakan seorang muslim yang kita pergoki melakukan perbuatan buruk atau maksiat. Demikian Imam Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya.

Rasulullah SAW, bersabda dalam riwayat lain:

"Ali bin Abi Thalib r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tiada satu hati pun kecuali memiliki awan seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena hatinya ditutup oleh awan, ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkir, ia pun kembali bersinar."(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini memberi ilustrasi yang sangat indah. Hati manusia sesungguhnya bersih atau bersinar, namun suka tertutupi oleh awan kemaksiatan hingga sinarnya menjadi tidak tampak. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan awan yang menutupi cahaya hati kita. Bagaimana caranya?

1. Introspeksi Diri

Introspeksi diri dalam bahasa arab disebut Muhasabatun Nafsi, artinya mengidentifikasi apa saja penyakit hati kita. Semua orang akan tahu apa sebenarnya penyakit qalbu (hati) yang dideritanya itu. (QS 59:18)

2. Perbaiki Diri

Perbaikidiri dalam bahasa populer disebut taubat. Ini merupakan tindak lanjut dari introspeksi diri. Ketika melakukan introspeksi diri, kita kan menemukan kekurangan atau kelemahan diri kita. Nah kekurangan-kekurangan tersebut harus kita perbaiki secara bertahap. Alangkah rugi kalau kita hanya pandai mengidentifikasi kelemahan diri tapi tidak memperbaikinya. (QS 66:8)

3. Tadabbur Al Qur'an

TadabburAl Qur'an artinya menelaah isi al Qur'an, lalu menghayati dan mengamalkannya. Hati itu bagaikan tanaman yang harus dirawat dan dipupuk. Nah, di antara pupuk hati adalah tadabbur Qur'an. Allah menyebutkan orang-orang yang tidak mau mentadabburi Qur'an sebagai orang yang tertutup hatinya. Artinya, kalau hati kita ingin terbuka dan bersinar, maka tadabbur Qur'an. (QS 47:24)

4. Menjaga Kelangsungan Amal Saleh

Amal shaleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridhoi Allah SWT. Apabila kita ingin memiliki hati yang bening, jagalah keberlangsungan amal saleh sekecil apapun amal tersebut. Misalnya, kalau kita suka rawatib, lakukan terus sesibuk apapun, kalau biasa pergi ke majelis ta'lim, kerjakan terus walau pekerjaan kita menumpuk.

RasulullahSAW bersabda, "Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit." (HR. Bukhari)

5. Mengisi Waktu dengan Dzikir

Dzikir adalah ingat atau mengingat. Dzikrulloh artinya selalu mengingat Allah. Ditinjau dari segi bentuknya, ada dua macam dzikir.

Pertama, Dzikir Lisan artinya ingat kepada Allah dengan melafadzkan ucapan-ucapan dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa Ilaahailallah, dll.

Kedua Dzikir Amali artinya dzikir (ingat) kepada Allah dalam bentuk penerapan ajaran-ajaran Allah SWT dalam kehidupan. Misalnya jujur dalam bisnis, tekun saat bekerja, dll. Hati akan bening kalau hidup selalu diisi dengan dzikir lisan dan dzikir amali. (QS33:41-42, QS 2:152)

6. Bergaul dengan Orang-orang Shaleh

Lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang. Karena itu, kebeningan hati erat juga kaitannya dengan siapakah yang menjadi sahabat-sahabat kita. Kalau kita bersahabat dengan orang yang jujur, amanah, taat pada perintah Allah, tekun bekerja, semangat dalam belajar, dll, diharapkan kita akan terkondisikan dalam atmosfir (suasana) kebaikan. Sebaliknya, kalau kita bergaul dengan orang pendendam, pembohong, pengkhianat, lalai akan ajaran-ajaran Allah SWT, dikhawatirkan kita pun akan terseret arus kemaksiatan tersebut. Karena Allah SWT mengingatkan agar kita bergaul dengan orang-orang shaleh seperti dikemukakan dalam QS 18:28.

7. Berbagi dengan Fakir, Miskin, dan Yatim

Berbagi cinta dan ceria dengan saudara-saudara kita yang fakir, miskin, dan yatim merupakan cara yang sangat efektif untuk meraih kebeningan hati,sebab dengan bergaul bersama mereka kita akan merasakan penderitaan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, "Abu Hurairah r.a.bercerita bahwa seseorang melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang kegersangan hati yang dialaminya. Beliau SAW menegaskan, "Bila engkau mau melunakkan (menghidupkan) hatimu, beri makanlah orang-orang miskin dan sayangi anak-anak yatim." (HR. Ahmad)

8. Mengingat Mati

Modal utama manusia adalah umur. Umur merupakan bahan bakar untuk mengurangi kehidupan. Kebeningan hati berkaitan erat dengan kesadaran bahwa suatu saat bahan bakar kehidupan kita akan menipis dan akhirnya habis.Kesadaran ini akan menjadi pemacu untuk selalu membersihkan hati dari awan kemaksiatan yang menghalangi cahaya hati. Rasulullah Saw menganjurkan agar sering berziarah supaya hati kita lembut dan bening.

"Anas r.a mengatakan Rasulullah SAW bersabda: "Dulu, aku pernah melarang kalian berziarah ke kuburan. Namun sekarang berziarahlah, karena ia dapat melembutkan hati, mencucurkan air mata, dan mengingatkan akan hari akhirat." (HR. Hakim)

9. Menghadiri Majelis Ilmu

Hati itu bagaikan tanaman, ia harus dirawat dan dipupuk. Di antara pupuk hati adalah ilmu. Karena itu, menghadiri majelis ilmu akan menjadi media pensucian hati. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Allah SWT akan menurunkan rahmat, ketenangan dan barokah pada orang-orang yang mau menghadiri majelis ilmu dengan ikhlas.

"Tidak ada kaum yang duduk untuk mengingat Allah, kecuali malaikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat dan diturunkan ketenangan kepada mereka, dan Allah akan menyebutnya pada kumpulan (malaikat) yang ada di sisi-Nya."(HR. Muslim)

10. Berdo'a kepada Allah SWT

AllahSWT berkuasa untuk membolak-balikan hati seseorang. Karena itu sangat logis kalau kita diperintahkan untuk meminta kepada-Nya dijauhkan darihati yang busuk dan diberi hati yang hidup dan bening. Menurut Ummu Salamah r.a. do'a yang sering dibaca Rasulullah saat meminta kebeningan hati adalah:

Ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinika.

Perhatikan riwayat berikut:

"Syahr bin Hausyab r.a.mengatakn bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah, "Wahai ibu orang-orang yang beriman, do'a apa yang selalu diucapkan Rasulullah SAW saat berada disampingmu?" Ia menjawab: "Do'a yang banyak diucapakannya ialah

"Ya Muqallibal quulub, tsabbit qalbii 'alaa diinika

(Wahai yang membolak balik qalbu, tetapkanlah qalbuku pada agama-Mu)."

Ummu Salamah melanjutkan, "aku pernah bertanya juga, "Wahai Rasulullah, alangkah seringnya engkau membaca do'a ini, Beliau menjawab: "Wahai UmmuSalamah, tidak ada seorang manusia pun kecuali qalbunya berada antara dua jari Tuhan Yang Maha Rahman. Maka siapa saja yang Dia kehendaki,Dia luruskan, dan siapa yang Dia kehendaki, Dia biarkan dalam kesesatan."(HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Selain do'a diatas, Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa ketika menginap di rumah Rasulullah Saw, ia pernah mendengar beliau mengucapkan do'a berikut:


"Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di lidahku cahaya, dipendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya. Jadikanlah dibelakangku cahaya, di hadapanku cahaya, dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikan kepadaku cahaya." (HR. Muslim)

Hati merupakan panglima untuk seluruh anggota jasad kita. Kalau hati bening, kelakuan kita pun akan beres. Tapi, kalau hati kita busuk, seluruh amaliah pun busuk. Ada 10 (sepuluh) cara agar kita memiliki hati yang suci seperti yang tersebut di atas. Mudah-mudahan Allah SWT selalu membari kepada kita hati yang bening. Amiin...

Wallahu A'lam bi shawab..

100 CARA MENUJU KEMANTAPAN IMAN Posting By : NADIA SALEH ALATAS


Sahabat.., dibawah ini ada 100 cara agar kita bisa memantapkan iman kita..

Sebenarnya masih banyak lagi cara-cara lain, dan ini hanya sebagian kecil saja,

semoga bisa menjadi motivasi agar bisa memperbaiki kualitas diri...



01. Bersyukur apabila mendapat nikmat

02. Sabar apabila mendapat kesulitan

03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program

04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan

05. Jangan membiarkan hati dalam kesedihan

06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan

07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan

08. Jangan iri hati dengan kekayaan orang

09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang

10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan

11. Jangan tamak kepada harta

12. Jangan terlalu ego akan sesuatu kedudukan

13. Jangan hancur karena kezaliman

14. Jangan goyah karena fitnah

15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.

16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram

17. Jangan sakiti ayah dan ibu

18. Jangan usir orang yang meminta-minta

19. Jangan sakiti anak yatim

20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil

22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)

23. Lakukan sholat dengan ikhlas dan khusyuk

24. Lakukan sholat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid

25. Biasakan sholat malam

26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah

27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunnah

28. Sayangi dan hormati fakir miskin

29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah

30. Jangan marah berlebih-lebihan

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan

32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah

33. Berlatihlah konsentrasi fikiran

34. Penuhi janji apabila telah di ikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi

35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan

36. Jangan percaya ramalan manusia

37. Jangan terlampau takut miskin

38. Hormatilah setiap orang

39. Jangan terlampau takut kepada manusia

40. Jangan sombong, takabur dan keras kepala

41. Selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian di sekitar

42. Berlakulah adil dalam segala hal

43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah

44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala

45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran

46. Eratkan hubungan silaturrahim

47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam

48. Berkata-kata pada perkara yang perlu

49. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya

50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu

51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur

52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin

53. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga

54. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan

55. Hormatilah kepada guru dan ulama

56. Sering-sering bershalawat kepada nabi saw

57. Cintai keluarga nabi saw

58. Jangan terlalu banyak hutang

59. Jangan terlampau mudah berjanji

60. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara

61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti membeli yang tidak berguna

62. Bergaullah dengan orang-orang soleh

63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar

64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu

65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita

66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi

67. Jangan membenci seseorang karena faham dan pendiriannya

68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita

69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuai pilihan

70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.

71. Jangan melukai hati orang lain

72. Jangan membiasakan berkata dusta

73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian

74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab

75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan

76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita

77. Jangan membuka aib orang lain

78. Lihatlah orang yang lebih miskin dari pada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita

79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana

80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan

81. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya

82. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara

83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain

84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara

85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa

86. Hargai prestasi dan pemberian orang

87. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan

88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.

89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita

90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu

91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana

92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita

93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina

94. Jangan cepat percaya kepada kekurangan/keburukan teman kita sebelum dipastikan kebenarannya

95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban

96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan

97. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri

98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan

99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan

100. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang


Ya Allah.

Anugerahilah kepadaku

kelangsungan hidup anakku,

panjangkan umurnya,

sehatkan badannya,

baguskan akhlaknya,

baguskan agamanya,

sejahterakan jiwa dan raganya,

alirkan rezekinya,

anugerahkan kepadanya kecerdasan akal dan kebeningan hati.

YA Allah...

Jadikan anakku, mendekatiku, menyayangiku, mencintaiku.

Jadikan anakku, orang yang baik dan takwa,

yang punya pandangan dan pendengaran yang taat kepadaMu,

yang mencintai dan setia kepada kekasihMu, Muhammad

Shallallahu 'alaihi Wa sallam

Berikan semua itu dengan petunjuk dan rahmatMu,

berikan kepada kami apa yang terbaik di dunia dan akhirat. Amin

Selamat ulang tahun anakku tersayang ….

Ridho dan Kasih Sayang Allah semoga selalu tercurah kepadamu …

Mama Sangat menyayangimu,

Mama sangat mencintaimu

100 CARA MENUJU KEMANTAPAN IMAN

Sahabat.., dibawah ini ada 100 cara agar kita bisa memantapkan iman kita..

Sebenarnya masih banyak lagi cara-cara lain, dan ini hanya sebagian kecil saja,

semoga bisa menjadi motivasi agar bisa memperbaiki kualitas diri...

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat

02. Sabar apabila mendapat kesulitan

03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program

04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan

05. Jangan membiarkan hati dalam kesedihan

06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan

07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan

08. Jangan iri hati dengan kekayaan orang

09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang

10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan

11. Jangan tamak kepada harta

12. Jangan terlalu ego akan sesuatu kedudukan

13. Jangan hancur karena kezaliman

14. Jangan goyah karena fitnah

15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.

16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram

17. Jangan sakiti ayah dan ibu

18. Jangan usir orang yang meminta-minta

19. Jangan sakiti anak yatim

20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil

22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)

23. Lakukan sholat dengan ikhlas dan khusyuk

24. Lakukan sholat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid

25. Biasakan sholat malam

26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah

27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunnah

28. Sayangi dan hormati fakir miskin

29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah

30. Jangan marah berlebih-lebihan

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan

32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah

33. Berlatihlah konsentrasi fikiran

34. Penuhi janji apabila telah di ikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi

35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan

36. Jangan percaya ramalan manusia

37. Jangan terlampau takut miskin

38. Hormatilah setiap orang

39. Jangan terlampau takut kepada manusia

40. Jangan sombong, takabur dan keras kepala

41. Selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian di sekitar

42. Berlakulah adil dalam segala hal

43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah

44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala

45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran

46. Eratkan hubungan silaturrahim

47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam

48. Berkata-kata pada perkara yang perlu

49. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya

50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu

51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur

52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin

53. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga

54. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan

55. Hormatilah kepada guru dan ulama

56. Sering-sering bershalawat kepada nabi saw

57. Cintai keluarga nabi saw

58. Jangan terlalu banyak hutang

59. Jangan terlampau mudah berjanji

60. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara

61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti membeli yang tidak berguna

62. Bergaullah dengan orang-orang soleh

63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar

64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu

65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita

66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi

67. Jangan membenci seseorang karena faham dan pendiriannya

68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita

69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuai pilihan

70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.

71. Jangan melukai hati orang lain

72. Jangan membiasakan berkata dusta

73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian

74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab

75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan

76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita

77. Jangan membuka aib orang lain

78. Lihatlah orang yang lebih miskin dari pada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita

79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana

80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan

81. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya

82. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara

83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain

84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara

85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa

86. Hargai prestasi dan pemberian orang

87. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan

88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.

89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita

90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu

91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana

92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita

93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina

94. Jangan cepat percaya kepada kekurangan/keburukan teman kita sebelum dipastikan kebenarannya

95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban

96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan

97. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri

98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan

99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan

100. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang