Agustus 31, 2010

SERI RAMADHAN Hari ke-20 " Konsekuensi Iman"

Doa Hari ke 20

Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu surga

dan tutupkanlah pintu-pintu neraka (bagiku),

bimbinglah aku untuk membaca Alquran,

wahai Yang Menurunkan ketenangan pada hati orang-orang Mukmin



"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan "kami beriman" sedang mereka tidak diuji ?. Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka maka dengannya Allah akan mengetahui siapakah diantara mereka yang benar (imannya) dan agar Dia mengetahui orang-orang yang berdusta" (Al-Ankabut 2-3).

Ada beberapa ujian yang sesungguhnya merupakan konsekuensi dari ikrar keimanan seseorang, yakni :

1. Harus membenarkan semua yang datang dari Allah Ta'alaa. Orang mukmim harus sadar dan yakin bahwa segala yang datang dari Allah adalah haq, tidak boleh di dustakan sama sekali. Bila ada hal yang tampak tidak "logis" yakinilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, karena yang kita ketahui hanyalah sedikit.

2. Ketaatan kepada Allah dan Rasul dilandasi keyakinan bahwa Allah telah menyediakan balasan surga bagi orang yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Disamping itu Allah menjanjikan padanya dengan drajat yang mulia di sisi Allah, bersama para nabi, para shadiqin, syuhada dan orang-orang yang shalih.

3. Jika kalbu telah dipenuhi ruh iman, maka akan mendorong anggota tubuh untuk melakukan amal shalih dan serius menunaikan kewajiban. Orang mukmin menyadari bahwa amal shalih yang dilakukan sesungguhnya bukan sekedar kewajiban tetapi lebih kepada sebagai kebutuhan.

4. Iman belum dikatakan sempurna sebelum kewajiban terpenuhi dan larangan ditinggalkan. Prinsip yang mesti ditegakkan bahwa segala larangan Allah harus ditinggalkan tanpa reverse, tanpa tawar menawar. Sedangkan perintah Allah dilaksanakan dengan sungguh dan sesuai kemampuan.

5. Jika melakukan kesalahan seorang mukmin harus sesegera mungkin untuk bertaubat. Menyesali perbuatannya, tidak mengulangi nya, dan mohon ampun kepada Allah.

6. Amar ma'ruf nahi munkar merupakan konsekuensi iman dan karakter orang mukmin. Kita mesti menyadari bahwa orang-orang disekitar kita terkadang terbawa oleh budaya barat dan tidak senang dengan ajaran2 Isalm yang dianggap ketinggalan jaman.

Hubungan kekuatan iman dalam kalbu mukmin terukur pada sejauh mana kemauan dan kemampuannya dalam amar ma'ruf nahi munkar.

"Barangsiapa melihat kemunkaran, harus mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya.

Tidak ada komentar: