Agustus 23, 2010

SERI RAMADAN HARI KE 13 "SYUKUR"

Doa Hari ke 13

Ya Allah, sucikanlah aku dari kekotoran

dan kenistaan, jadikan aku sabar dalam

menerima keputusan, bimbinglah aku

menuju takwa dan bergaul dengan orang-orang

yang mulia, wahai Kecintaan orang-orang

miskin.

=======================

Allah SWT berfirman, “Jika kalian bersyukur sungguh akan kami tambah nikmat kalian, akan tetapi jika kalian ingkar (ketahuilah) sesungguhnya azab Allah sangat pedih” (Ibrahim:7)

Pernahkkah kita berfikir tentang fasilitas gratis yang diberikan Allah kepada kita ; nyawa, udara, air, kesehatan, kesempatan, kelengkapan anggota tubuh, kemampuan berfikir, daya rasa dan sebagainya?

Atau ketika kita makan, berfikirkah kita bagaimana asal makanan, cara pengolahan, siapa yang menanam, siapa yang menumbuhkan serta membesarkan dengan segala fasilitasnya?

Penting disadari bahwa ketika kita bersyukur, sebenarnya kesyukuran itu adalah untuk kita, kebutuhan kita dan akan kembali ke kita pula. Makna syukur adalah memanjatkan pujian kepada sang Maha Pemberi Nikmat, atas keutamaan dan kebaikan yang dikaruniakan kepada kita.

Hal-hal yang wajib dipenuhi agar kita bersyukur secara sempurna, yaitu :

• mengakui kenikmatan secara bathiniyah

• mengucapkan secara lahiriyah

• menggunakannya sebagai motivasi untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.

Syukur berarti perpaduan perilaku antara amalan hati, lisan dan anggota badan. Ini berarti ciri orang yang jujur dan juga syarat agar iman terwujud sempurna.

Termasuk dalm wujud syukur adalah menempatkan segala pemberian Allah untuk mencari keidhaan-Nya. Proporsional, adil, menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Lisan unutk berkata baik, tangan untuk bekerja dan ibadah, mata untuk membaca dan menelaah ayat-ayat Allah, telinga untuk mendengar yang baik, perut diisi dengan barang halal, hati disuburkan dengan dzikrullah, dan seterusnya dalam segala amal yang dicintai Allah.

Ada pepatah bilang “Jika ingat dunia pandanglah orang-orang dibawah mu, Jika ingat akherat pandanglah orang-orang diatas mu”. Makna dari pepatah itu adalah apabila kita berurusan dengan dunia yang tentunya lebih kepada materi orientasi maka tengoklah orang-orang yang jauh nasibnya lebih buruk dari kita, tetapi jika melakukan aktifitas akherat, kita perlu memandang orang-orang yg ibadah dan amalannya lebih baik dari kita, sehingga termotivasi untuk melakukan amalan-amalan yang lebih baik dari hari ke hari.

Tidak ada komentar: